My Imagination Love 3

78. My hero

Kenapa bisa si pemakan segala..

"Kenapa loe bisa suka hongyi?"ana bingung

Seharusnya cinta pertama lian itu kan junjie.

Ana mendengarkan cerita lian dengan seksama..

"Masa cuma karena dia menolong loe di danau loe jadi suka hongyi..Gue juga sama linyi kan nolongin loe..Kenapa musti hongyi?"tanya ana heran.

Kira-kira begini pemikiran lian..

Jika bukan karena hongyi aku pasti terluka saat itu.

Hongyi yang pertama datang dan menolong.

Hongyi is my hero..

Hongyi juga sering menemani aku..

Hongyi baik banget sama aku.

"Aku menyukainya"ungkap lian.

Kenapa gue bisa lupa..

Hongyi juga sempat lian suka waktu itu kan.
Sebelum ana merubah masa lalu.

Mereka pernah bertunangan..

Dan kakek memang berniat menjodohkan keduanya.

Apa gue yang salah pemikiran selama ini batin ana.

Ya sudahlah..
Ana menyerah.

Terserah lian saja.

Lagipula wily juga memang berharap kedua orangtuanya bahagia..
Walau wily tidak akan pernah lahir.

Ana tidak mau ikut campur lagi..

Sudah cukup mengurusi kisah cinta orang lain..

Kisah cintanya sendiri juga berantakan.

Ana lalu bertanya soal linyi pada lian.

Jadi linyi sekolah di luar negeri.
Linyi mendapat beasiswa.

Mungkin ini yang terbaik buat linyi terpisah dari ana.

Ana juga tidak yakin kalau linyi di kehidupan yang sekarang akan menyukainya.

Lian dan ana mengobrol lama..

Tak terasa hari mulai gelap.

Nyokapnya bisa ngamuk kalau ana pulang malam.

Di dimensi ana kan masih zamannya telepon rumah dan telepon umum yang pakai koin.

Seandainya ada hp juga model jadul yang cuma bisa buat telepon sama sms doang.
Yang punya udah pasti orang kaya.

Keluarga ana mana mungkin sanggup membelinya.

Berbeda dengan dimensi lian..

Di dimensi ini sudah ada ponsel..

Ana ingat saat masuk ke dalam tubuh lian, ana itu pernah pakai hp lian..
Dan modelnya sudah layar sentuh.

Dimensi ini lebih maju dari pada dimensinya.

Beberapa hari kemudian.
Dimensi ana.

Jam istirahat.

Seorang murid cewek memandang ana sinis karena cowok incarannya yang duduk di sebelahnya malah terang-terangan menatap ana.

Berisik sekali..
Semua pemikiran murid di kantin memasuki benak ana.

Ana menutup pikirannya.
Lalu melanjutkan makan mie ayamnya.

Pulang sekolah.

Tiga murid cewek menghadang ana yang sedang berjalan pulang.