80. Two touch

8 3 0
                                    

Pelajaran terakhir adalah seni lukis..

Guru lukis membawa muridnya ke perpustakaan.

"Ambil novel atau buku apa saja..gambarkan isi cerita dari bukunya melalui lukisan yang akan kalian buat"Perintahnya.

"Kalian punya waktu lima belas menit untuk memilih novelnya, Saya tunggu di ruang lukis"ucapnya meninggalkan muridnya.

Ana menghampiri wei long yang menunduk membaca buku yang baru di ambilnya.

"Kenapa kalau di sekolah loe jadi berubah sikap?"Tanya ana.

"Gue nggak berubah, gue memang begini dari dulu"jawab wei long tanpa memandang ana.

"Kenapa loe nggak gabung dengan kami saat di kantin?"tanya ana melihat wei long membalik lembaran bukunya.

"Gue lebih suka sendiri..Loe sebaiknya cari buku, waktunya tinggal sepuluh menit dan jangan ganggu gue!"wei long berdiri dari duduknya.

Wei long berjalan menuju rak buku paling pojok.

Ana terpana..

Galak amat ya.

Lebih judes dari dulu pertama kali kenal.

Ana mengikuti..

Ana menyentuh tangan wei long yang menaruh kembali buku itu di rak.

Ana mau membaca kenangan wei long saat kecil.

Kosong..

Aneh sekali..

Tidak ada ingatan masa kecil, hanya ingatan dari dua tahun terakhir.

Ana malah melihat sosok pria memakai topeng separuh wajah dan memakai hoodie mengendarai motor hitam.

Ana memandang wei long yang berbalik memandangnya.

"Ngapain loe pegang tangan gue!"Wei long menarik tangannya dari pegangan ana.

"Apa loe lupa ingatan?"Tanya ana.

Wei long tercengang.
Bagaimana ana bisa tau batin wei long.

"Jadi benar, loe amnesia..Apa yang terjadi?"ana kaget.
Pantas saja kenangannya tidak bisa ana baca.

"Loe bisa baca pikiran gue ya"Wei long menatap tajam ana.

Ana tersadar..
Keceplosan barusan.
Wei long kan hanya memikirkan tidak mengucapkan.

"Eh nggak"ana berbalik badan mau menghindar.

Tapi wei long menarik kepangan rambutnya.

Ana jadi mundur kembali.
"Aduuuh"

Wei long membuat ikat rambut ana putus.

Rambut ana jadi terurai..

"Wei long"ucap ana mendelik kesal.

Wei long tersenyum..
Tatapannya berubah nakal.

Wei long mendorong tubuh ana hingga bersandar pada rak buku.

Ana tersentak kaget..
Melihat ekspresi wei long yang seperti akan menelannya hidup-hidup.

"Katakan yang sejujurnya, loe bisa baca pikiran gue kan!"Desak wei long.

Wei long menahan kedua bahu ana dengan tangannya.

Tenaganya cukup kuat..

Ana sebenarnya bisa mengalahkannya dengan mudah.
Tapi nanti wei long malah akan semakin curiga kalau ana bisa mengalahkannya dengan mudah.

Ana bisa dia anggap wonder women nanti (hehehe)

"Ya, gue bisa baca pikiran loe"ungkap ana jujur.

Wei long terpana..

My Imagination Love 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang