19- Keturunan Siliwangi

30 2 0
                                    

"Laper nih gue, pesen bakso yu" Ajak Agung tiba-tiba.

Dengan wajah tak terima Rifky menoleh ke arah Agung dalam tempo cepat, beberapa uang pecahan dua ribu rupiah yang ada di tangannya berhenti ia kipaskan,

"ntar dulu, cilok gue belum abis. Empat biji lagi nih" cegah Rifky.

Agung menghela nafasnya kasar "udah laper nih gue. Mau beli apa lo?"

"gue balik ke kelas duluan" seru Aster tiba-tiba, dengan wajah datar perlahan ia bangkit dari posisinya.

Dengan serentak Agung dan Rifky menahan bahu Aster, mendorongnya agar kembali duduk.

"duduk dulu" perintah Rifky mencoba sabar.

"lo kenapa sih Ster, gak tenang banget ada di kantin, takut gak higienis?"

Dengan cepat Aster menggeleng pelan "bukan gitu" sanggah nya,

Jujur saja, ke tidak nyamanan yang Aster rasakan bukan karena ia takut kalo kantin di sekolah nya tak higienis, bukan pula karena ia punya hutang pada penjual di kantin seperti apa yang Agung duga. Aster hanya tak nyaman dengan satu hal, ia tak terbiasa dengan keramaian, dan itu salah satu kelemahan yang berusaha ia hilangkan.

"si cinta malah ngelamun" ucap Agung di susuli helaan nafas pelan "lo jadinya pesen apa?" kini Agung kembali mengalihkan wajahnya pada Rifky.

"bawa bekel sih gue, tapi gak bawa lauknya, nitip ayam goreng aja satu, yang lima rebu." jawab Rifky

"kalo elo?" Tanya Agung kepada Aster.

Dengan pasrah kali ini Aster menghela nafasnya, ia yakin, untuk saat ini, kedua temannya itu pasti akan tetap memaksa Aster untuk makan di kantin.

"gue bawa bekel" jawab Aster singkat

"coba lo chat si Ihklas, tanyain dia masih lama gak di ruang guru, mau pesen apa dia" ucap Agung lagi.

"kok gue, lo kan punya hp" tolak Aster tak terima.

"lo kan lagi megang hp" jawab Agung tak kalah sengit, "pelit amat lo, cuma chat si Ikhlas doang"

Lagi, Aster kembali menghela nafasnya pasrah, memilih untuk mengikuti saja apa yang baru saja Agung katakan kepadanya.

Dengan cekatan Aster membuka ruang chat dengan Ihklas, mengetikkan sesuatu sesuai perkataan Agung, lalu mengirimnya.

Tak lama, ponsel Aster berdenting nyaring, menampilkan pesan chat balasan dari Ikhlas.

"Apa kata nya?" tanya Agung tak sabaran.

"gue bawa bekel si Ster nitip aqua botol aja deh makasih ya" ucap Aster datar, membacakan pesan dari Ikhlas yang baru saja masuk keponselnya itu.

"okeh kalo gitu, ayok Ster" Ajak Agung sambil bangkit dari posisinya.

Tanpa memberikan jawaban Aster menunjukkan ekspresi bingungnya, tidak menolak ataupun mengiya kan ajakan dari Agung, bahkan ia tak tau Agung akan mengajaknya kemana.

"napa muka lo gitu, ayok cepetan" ajak Agung lagi, kali ini dengan suara lebih tinggi.

"kemana?" tanya Aster polos.

Dengan penuh kesabaran Agung menghela nafasnya "pesen makanan sayang… kalo gue sendiri yang beli repot bawa makanannya ntar"

"gak, gue gak mau" tolak Aster mentah-mentah,

"lah kok gak mau" ucap Agung kesal "oh, lo maunya si Rifky yang ikut sama gue trus elo jualan cilok? gitu"

"gak" Tolak Aster lagi, lebih sungguh-sungguh.

Simpul [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang