40-Introgasi Dua Sekawan

20 2 0
                                    

sore ini, jam pelajaran terakhir berakhir tepat pada waktunya, beberapa teman-teman Daisy sudah meninggalkan kelas sedaritadi, termasuk Laila.

Tadi Laila sempat mengajak Daisy untuk pulang bersama, tapi hal itu segera Daisy tolak dengan alasan bahwa ia ingin pulang dengan berjalan kaki seperti hari-hari sebelumnya. ya, Daisy terpaksa harus kembali berbohong, ia tak mungkin memberberitahu Laila bahwa sebernarnya sekarang ia akan melakukan perkumpulan Kelompok Tersirat, Daisy sudah berjanji untuk menjaga rahasia tentang keberadaan Kelompok Tersirat.

ngomong-ngomong tentang kelompok tersirat, Daisy tadi malam baru saja masuk kedalam grup Whattsapp Kelompok itu, tak ada yang special, pesan yang muncul di grup tak jauh dari pembahasan mengenai penyelidikan kasus Ayahnya yang akan segera dilakukan.

mengingat hal itu, dengan cepat Daisy segera menyelesaikan acara beres-beres alat tulisnya, hari ini Aster tidak masuk sekolah otomatis Daisy harus mencaritahu sendiri kapan perkumpulan itu dimulai.

setelah meja belajar Daisy rapi, dengan cepat Daisy meraih ponselnya yang ia letakkan di kolong meja belajar. dengan cekatan Daisy mulai membuka grup Whattsapp Kelompok Tersirat, membaca dengan seksama beberapa info penting yang disampaikan oleh Dito.

Dito menginformasikan bahwa perkumpulan hari ini dilakukan pukul lima, yang artinya Daisy masih memiliki waktu kurang lebih satu jam, waktu yang pastinya akan terasa lama jika ia menunggu sendiri. Namun apaboleh buat, mau tak mau Daisy harus melakukannya.

Daisy tampak memghela napas berat untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia kembali menurunkan handphone dari pandangannya, berniat memastikan kondisi kelas.

"Astagfirullah!"

pekikkan nyaring itu tentu saja keluar Dari mulut Daisy, ia langsung terperanjat dengan wajah terkejut saat mendapati wajah Rifky berada tepat dihadapannya, terduduk pada bangku di depan Daisy yang entah sejak kapan kursinya diputar menghadap kearahnya.

"kayak liat setan aja lo" omel Rifky tak suka.

"setan kalah saing kalo dibandingin sama muka lo" kini suara Agung yang terdengar.

dengan gerakan perlahan Daisy menoleh kearah Agung yang entah sejak kapan terduduk di depan bangku Laila, tepatnya bersanding dengan Rifky didepan sana, sama-sama menghadapkan tubuhnya kearah Daisy.

"maksud lo apa!"

kini seruan Rifky kembali terdengar, dengan wajah tersinggung ia menoleh kearah Agung, menatapnya tak suka, seolah tengah mengibarkan bendera perang.

"maksud gue, muka lo kalah ancur kalo dibandingin sama setan" tutur Agung dengan suara indahnya.

Rifky semakin menunjukkan wajah kesalnya "body swimming lo!"

"body shamming" koreksi Agung.

"nah ituu" seru Rifky setuju "makasih udah ngingetin"

"sama sama beb"

helaan napas kini terdengar cukup keras, namun bukan Rifky, Agung maupun Daisy yang menyuarakannya, ada orang lain.

"lo berdua ngapain sih, ayo pulang"

kini suara Ikhlas yang terdengar, ia berkata dengan suara tenangnya seperti biasa. saat ini Ikhlas tampak berdiri di samping Rifky, posisi yang lagi-lagi baru Daisy sadari.

butuh beberapa saat sebelum akhirnya Daisy sadar bahwa sedaritadi Rifky dan Agung tak merespon ucapan Ikhlas.

sadar bahwa ada hal yang aneh, perlahan Daisy kembali mengalihkan pandangannya kearah Rifky dan Agung, sedikit terkejut saat menyadari bahwa saat ini ekspresi dua temannya itu sudah berubah seratus delapan puluh derajat, mereka saat ini tengah menatap Daisy serius dengan sorot penuh selidik.

Simpul [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang