Beberapa saat berlalu sampai akhirnya motor yang di kendarai oleh Aster sampai di jalan yang lebih besar, menyatu dengan padatnya lalulintas. Wajar saja, jam-jam sekarang memang waktunya para pekerja kantoran dan pekerja pabrik pulang, jadi tak heran lagi jika mereka harus terjebak dalam kemacetan.
Semuanya tampak baik-baik saja sampai akhirnya ponsel Aster berdering nyaring, menandakan sebuah panggilan masuk ke sana. Ditengah kesulitannya menghadapi kemacetan, dengan susah payah Aster meronggoh saku celananya, berusaha mengambil ponsel dan mengangkat telepon itu.
Sadar bahwa saat ini Aster tengah kerepotan, dengan pengertian Daisy mulai menawarkan bantuan
“Siapa yang nelepon Ster? Mau di angkat sama gue dulu gak?” tawar Daisy
Tanpa memberikan jawaban Aster langsung menyodorkan handphonennya ke belakang, membiarkan Daisy mengangkat telepon sedangkan dirinya kembali fokus dengan jalanan di depan sana, berniat untuk menepikan motornya terlebih dahulu.
Dengan sigap Daisy langsung meraih handphone Aster. Sebuah kontak dengan nama ‘mama Linda’ tertera di layar handphone, membuat Daisy sedikit mengernyit, ternyata mama Aster yang menelepon.
“Tante Linda yang nelepon” tutur Daisy mantap, memberikan info kepada Aster terlebih dahulu sebelum benar-benar mengangkat teleponnya.
“angkat aja” ucap Aster singkat, saat ini dirinya masih berusaha untuk mendapatkan celah agar bisa menepikan motornya.
Mendengar ucapan Aster barusan dengan cepat Daisy langsung memencet tombol hijau, mengangkat panggilan itu.
“Assalamualaikum, hallo tante” sapa Daisy santun,
Untuk beberapa saat tak ada jawaban dari sebrang sana, sebelum akhirnya pekikkan heboh terdengar di detik berikutnya, membuat Daisy tampak terkejut, khawatir jika di sebrang sana terjadi hal-hal yang tak di inginkan.
“pahh anak kita ternyata normal pah, dia akhirnya bergaul sama cewe”
Suara seorang wanita yang sudah tak asing lagi di pendengaran Daisy itu kini terdengar, siapa lagi jika bukan suara Linda, mama Aster.
“gak usah lebay, paling itu salah sambung”
Kini suara berat seorang laki-laki yang terdengar, Daisy yakin itu adalah suara Ayah Aster, Darmawijaya.
“masa sih? Gak salah sambung kok”
“gak mungkin ada cewek yang mau deket sama anak kita”
“eh eh, pamali ngomong kaya gitu”
Daisy hanya bisa terdiam, mendengarkan perbincangan hangat orang tua Aster disebrang sana tanpa berniat untuk kembali berbicara. Detik berikutnya Daisy tersadar, jika Daisy tak kunjung berbicara mungkin perdebatan disebrang sana akan terus berlanjut.
“hallo om, tante. Ini Daisy”
Untuk beberapa saat akhirnya Daisy kembali menyapa dengan suara canggungnya.
Sapaan Daisy barusan ternyata berhasil membuat Linda dan Darmawijaya menghentikan perdebatan mereka, terbukti dengan suasana di sebrang sana yang seketika hening.
“dengan siapa?” Tanya Linda berusaha memastikan,
“ini Daisy tante, anaknya bapak joko, yang rumahnya sebelahan sama rumah tante” Ucap Daisy panjang lebar.
“ooohh Daisy toh”
“Daisy, kok mau deket-deket sama si Aster”
Disebrang sana seruan Darmawijaya kembali terdengar, walaupun sedikit samar-samar tapi cukup membuat Daisy memahami kata-katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul [SELESAI]
Genç KurguHidup itu sederhana, layaknya membentangkan benang. Namun, kita lupa, diluar sana ribuan bahkan milyaran benang dibentangkan, hal itulah yang memperumit. Benang-benang saling bertemu dan membentuk simpul tak jelas, yang bahkan si pembentangnya pun t...