Seperti hari-hari biasanya, pagi ini Aster sudah siap dengan seragam dan perlengkapan belajarnya, waktu masih menunjukkan pukul enam pagi tapi Aster sudah rapi dan akan segera berangkat kesekolah.
Walaupun sebenarnya pagi ini cukup sulit bagi Aster untuk bangun pagi-pagi karena tadi malam ia harus begadang menyiapkan kejutan ulang tahun untuk Fei dan merayakannya. Yap, tadi malam acara kejutan itu berlangsung lancar dan sangat berhasil, Fei sangat senang dengan kejutan itu tentunya, terlebih dengan kado alat gambar yang Daisy dan dirinya beli kemarin, Fei sangat menyukainya.
Dengan gerakan perlahan Aster keluar dari kamarnya dan mulai bergerak menuruni tangga.
Langkah Aster kembali terhenti tepat saat kakinya menginjak anak tangga kedua. Fokus Aster saat ini tengah teralihkan, matanya dengan serius menerawang kearah rumah Daisy melalui jendela mewah dengan ukuran besar yang ada dihadapannya, dari atas sini Aster bisa melihat dengan jelas kearah rumah Daisy tanpa terhalang pagar kokoh yang membentengi rumahnya.
Kedua bola mata Aster dengan jeli mengamati Daisy yang saat ini tampak terduduk diteras rumahnya, tengah memakai sepatu. Aster akui jika belakangan ini Daisy selalu berangkat pagi-pagi sekali, bahkan kadang Daisy berangkat lebih awal daripada dirinya. Banyak hal yang berubah kepada Daisy semenjak Ayahnya dituduh melakukan kecurangan disekolah.
“diluar ada hujan meteor ya?”
Suara Linda tiba-tiba terdengar dibelakang Aster, ia tampak mengarahkan pandangannya keatas langit, menunjukkan skil akting amatirnya.
Tentu saja Linda hanya bercanda, mana mungkin saat ini ada hujan meteor. Linda hanya menggoda anaknya yang kedapatan memperhatikan Daisy dari atas sini. hal yang sangat jarang Aster lakukan.
"ma—mama, ngagetin aja"
Aster menunjukkan wajah salah tingkahnya, ia terlihat sangat gugup, seolah takut jika mamanya itu mengetahui bahwa dirinya tengah memperhatikan Daisy.
Linda semakin memasang wajah jahilnya, matanya berkerling genit kearah Aster.
"baru tau mama kalo kamu bisa kaget" tutur Linda diikuti kekehan pelan,
kali ini Linda melanjutkan aktingnya, ia kembali menatap ke arah jendela dengan ekspresi yang berlebihan, wajahnya tampak menoleh kesana-kemari, berlaga seolah tengah mencari sesuatu diluar sana.
"Diluar ada apa Ster? fenomena alam? tumben banget kamu diem disini" Linda kembali berbicara tanpa mengalihkan perhatiannya.
sadar dengan gelagat berlebihan yang mamanya tunjukan, dengan gugup Aster tampak menggaruk tengkuknya, sepertinya mamanya itu sudah tau bahwa sedari tadi Aster memperhatikan Daisy.
"Ster? kok diem aja?" kini Linda tampak menoleh kearah Aster dengan wajah tak berdosanya.
"e—it—“
"Luar biasa!" pekik Linda heboh "luar biasa. baru kali ini mama liat kamu salah tingkah Aster, biasanya kalo kamu diajak ngomong kerjaannya cuma diem atau ngalihin pembicaraan. tapi sekarang?"
Aster terdiam, mamanya benar, ia belum pernah bersikap seperti ini. mungkin terlihat sederhana, tapi itu sangat jauh dari sikap asli Aster.
melihat Aster mematung seperti itu tanpa sadar Linda menahan nafasnya dan kembali berseru heboh "Luar biasa, luar biasa. sejak kapan anak mama yang hidupnya datar ini bisa ngelamun. luar biasa, luar biasa!"
melihat tingkah mamanya yang semakin menjadi, dengan susah payah Aster menghela nafasnya, ia harus sadar, ia harus kembali bersikap seperti biasa.
tanpa aba-aba saat ini Aster mulai kembali bergerak, melanjutkan langkahnya menuruni tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul [SELESAI]
Ficção AdolescenteHidup itu sederhana, layaknya membentangkan benang. Namun, kita lupa, diluar sana ribuan bahkan milyaran benang dibentangkan, hal itulah yang memperumit. Benang-benang saling bertemu dan membentuk simpul tak jelas, yang bahkan si pembentangnya pun t...