sudah kesekian kalinya Daisy mengecek penampilannya di balik cermin yang ia letakkan disudut kamar, sekarang hari senin dan Daisy harus benar-benar memastikan semua atribut sekolahnya terpasang dengan lengkap, jika satu saja terlupakan Daisy pasti akan mendapatkan hukuman.
Setelah dirasa lengkap, dengan yakin Daisy mengangguk, lalu memakai tas ranselnya dan segera keluar dari kamar.
Hari ini Daisy akan berangkat sekolah naik angkutan umum, jadi dirinya harus bersiap lebih awal agar tak datang terlambat. Ayah Daisy tak bisa mengantar, ia sudah berangkat kerja subuh-subuh.
Daisy keluar dari rumahnya lalu menutup rapat-rapat pintu utama dan menguncinya dengan aman.
Dengan langkah ringan Daisy mulai berjalan membelah pekarangan rumahnya lalu membuka pagar dengan gerakan pelan.
butuh waktu beberapa saat sampai akhirnya Daisy sadar bahwa sedari tadi ada yang memperhatikan pergerakannya. Aster sudah stanby didepan rumah Daisy bersama vespa matic kesayangannya, berniat mengajak Diasy untuk berangkat barsama.
Daisy memelankan pergerakan saat kedua matanya menangkap kehadiran Aster, sorot penuh tanya kini tergambar diwajah Daisy.
Dilain sisi, kini Aster membeku, padahal dia sudah mempersiapkan diri sedari tadi agak tak terlihat gugup di depan Daisy.
Dengan susah payah Aster menelan salivanya lalu mengatur ekspresinya agar kembali normal dan tak panik, ia menunjukkan senyum tipisnya, senyum kaku yang dibuat sealami mungkin.
Daisy masih diam di depan pagar rumahnya, semakin bingung menatap tingkah Aster yang tampak berbeda dari biasanya.
Sadar bahwa Daisy masih diam pada posisinya, dengan gerakan kaku Aster mengangkat sebuah helm yang pernah Daisy gunakan saat mereka pergi membeli hadiah untuk Fei beberapa hari lalu.
"ayo"
"kemana?"
"mama gue nyuruh jagain lo, masih sakit kan? ayok bareng aja" alibi Aster.
jujur saja, Linda memang menyuruh Aster untuk menjaga Daisy, tapi dia tak pernah menyuruh Aster untuk mengajak Daisy berangkat sekolah bersama, Aster sendirilah yang berinisiatif sendiri.
Daisy menunjukkan senyum tipisnya "udah sehat kok, gausah Ster, gak papa" tolak Daisy.
Aster melajukan motornya, mendekatkannya kepada Daisy.
"ayo naik, sebelum mama gue yang nyuruh"
lagi, Aster berbohong, ia sebenarnya takut Linda melihat dirinya mengajak Daisy berangkat bersama, dirinya bisa-bisa digoda habis-habisan dirumah.
Daisy masih terdiam, ia tidak mau merepotkan Aster lagi sekarang, Aster sudah sangat sering membantunya.
Daisy kembali menggeleng "Ster gak us--"
"Aster Fais!!"
Teriakan menggelegar itu terdengar, Aster dan Daisy sontak menoleh kesumber suara secara bersamaan. Disana, Linda berteriak dibalik jendela rumahnya, menunjukkan wajah terkejut saat melihat anaknya tengah bersama Daisy.
Aster mulai panik, "Sy, ayo buruan naik" ajak Aster tak tenang.
"hah?" respon Daisy spontan, ia benar-benar belum mengerti situasi sekarang.
Aster mendengus pelan, dengan gerakan cepat ia mulai memasangkan helm ditangannya ke kepala Daisy, lalu menarik tangan Daisy agar mendekat dan segera menaiki motornya. Sesekali Aster memastikan keberadaan Linda, mamanya itu saat ini sudah menghilang dari balik jendela, kemungkinan besar ia tengah berjalan keluar rumah sekarang, berniat untuk menghampiri Aster dan Daisy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul [SELESAI]
Fiksi RemajaHidup itu sederhana, layaknya membentangkan benang. Namun, kita lupa, diluar sana ribuan bahkan milyaran benang dibentangkan, hal itulah yang memperumit. Benang-benang saling bertemu dan membentuk simpul tak jelas, yang bahkan si pembentangnya pun t...