34-"Mau Kemana?"

7 1 0
                                    

Tepat setelah Adzan maghrib berkumandang Aster dan Daisy sampai di salah satu mall ternama di Jakarta. Mereka langsung berpisah setelah setuju untuk menunaikan ibadah salat maghrib di mushola mall sebelum mulai membeli hadiah.

Setelah selesai menunaikan ibadah, Daisy dan Aster kembali bertemu di pintu utama mushola yang memang sudah mereka janjikan dari awal.

Tanpa adanya perbincangan Aster dan Daisy mulai berjalan beriringan keluar dari area moshola.

Tepat setelah Aster keluar dari lorong musola dirinya langsung menghentikan langkah secara tiba-tiba, terkejut dengan keadaan mall yang ternyata masih ramai dipenuhi pembeli. Untuk beberapa saat jantung Aster tampak berdetak cukup kencang, ketidak nyamanan dirinya terhadap keramaian mulai kembali muncul.

Sementara itu, Daisy terus berjalan pelan tanpa menoleh kesana-kesini, tak sadar bahwa sebenarnya Aster tertinggal dibelakang sana. Saat Daisy hendak mempertanyakan kado apa yang akan Aster beli barulah Daisy sadar bahwa Aster tak lagi berjalan beriringan dengan dirinya.

Dengan spontan Daisy langsung menghentikan lagkahnya, mengecek tempat di kedua sisi tubuhnya, berusaha menemukan keberadaan Aster. Karena tak juga menemukan perawakan Aster, kali ini dengan gerakan cepat Daisy menoleh kebelakang, menatap intens laki-laki berseragam SMA dengan jaket abu yang saat ini terdiam di posisinya. Dengan sekali tatap saja Daisy sudah sangat tau jika itu Aster. Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah kenapa Aster tak melanjutkan langkahnya? terdiam diposisinya dengan wajah khawatir, seolah tengah ketakutan.

Tentu saja gelagat aneh Aster membuat Daisy bingung, terlebih karena Daisy sangat jarang melihat Aster menunjukkan raut wajah seperti itu. Aster sangat sering menunjukkan wajah datar tanpa ekspresinya, bahkan awalnya Daisy sempat ragu apakan Aster bisa menunjukkan ekspresi lain.

Dengan langkah cepat Daisy mulai mendekati Aster yang ternyata tertinggal cukup jauh di dekat pintu mushola, tak menghiraukan beberapa orang yang menunjukan wajah bingung ketika Daisy berlari dihadapan mereka. Ekspresi Daisy seketika berubah saat dirinya sampai dihadapan Aster, pada jarak sedekat ini Daisy bisa dengan jelas melihat ke khawatiran dalam wajah Aster, kedua alisnya tertaut begitu dalam dengan mata yang menyorot lurus kedepan dengan tatapan kosong.

Detik berikutnya raut wajah Daisy berganti dari yang asalnya terlihat khawatir menjadi ketakutan. Ntah kenapa Daisy tiba-tiba merinding setelah mengamati wajah Aster lekat-lekat, Daisy merasa bahwa situasi saat ini berubah menjadi creepy, ia tiba-tiba saja teringat kasus menggemparkan yang sering di ceritakan teman-temannya saat SD, kisah seorang wanita dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan meloncat dari lantai tiga mall ini, tepatnya pada lantai yang saat ini tengah mereka pijaki.

Satu pertanyaan yang cukup mengganggu kini bercokol di kepala Daisy,

Aster kerasukan kah?

Dengan gerakan kaku Daisy mulai mengikuti arah pandang Aster, siapa tau di depan sana memang ada arwah wanita dewasa yang dulu sering di ceritakan teman-temannya. Detik berikutnya Daisy tampak menghela nafas lega, di depan sana sama sekali tak ada hal yang janggal, tak ada arwah maupun hal yang aneh. Sebaliknya, situasi di depan sana bahkan amat sangat normal, penuh dengan para pengunjung yang tengah berbelanja.

“kenapa?”

Suara Datar itu terdengar secara tiba-tiba, membuat Daisy sontak mundur beberapa langkah, menoleh kearah Aster dengan wajah terkejutnya. Bagaimana bisa ekspresi Aster berubah begitu cepat?, ia kembali menunjukkan wajah Datarnya tanpa pernah Daisy duga.

Aster mengangkat sebelah Alisnya saat mendapati Daisy masih terdiam diposisinya dengan wajah terkejut, tak menghiraukan pertanyaannya.

“kenapa?” ulang Aster lagi,

Simpul [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang