malam ini Aster tak bisa tidur nyenyak, ia merebahkan tubuhnya dikasur dengan kedua bola mata yang sedari tadi hanya menatap kosong langit-langit kamar.
Pikiran Aster berkelana kemana-mana, sedari tadi dirinya terus dibuat bertanya-tanya dengan sikap Daisy yang tiba-tiba saja berubah dingin kepadanya, ia juga dibuat bertanya-tanya tentang mengapa Daisy mau diantar pulang oleh Dito.
Terlebih, wajah menyebalkan Dito tadi sore terus menerus membayangi Aster, membuat rasa kesalnya terus bertambah.
Dengan satu hentakan Aster merubah posisinya menjadi terduduk, dengan kasar ia mengusap wajahnya sambil menggerang kesal. Aster sendiri tak tau mengapa dirinya menjadi seperti ini, biasanya ia paling anti mencampuri urusan orang lain, tapi kali ini?. Ntahlah, Aster hanya merasa bahwa apa pun yang terjadi kepada Daisy merupakan masalahnya sekarang.
perlahan Aster bangkit dari kasurnya, lalu bergerak keluar kamar, berniat untuk menghilangkan semua hal yang saat ini berkecamuk di kepalanya.
Saat menuruni tangga menuju lantai bawah, Aster dengan jelas mendengar suara gaduh dari arah dapur, ia sudah terbiasa dengan hal ini, setiap malam mamanya memang selalu sibuk memasak resep-resep yang baru ia pelajari.
Dengan langkah ringan Aster mulai menghampiri mamanya yang tengah sibuk dengan adonan coklat diloyang, meracik nya dengan sangat bersemangat. Padahal sekarang sudah pukul delapan lebih, tapi mamanya itu masih saja anteng dengan hoby barunya.
"Aster? belum tidur?" tanya Linda saat menyadari kehadiran Aster disampingnya, ia bertanya dengan kedua mata dan tangan yang masih terfokus pada adonan.
Aster menggeleng pelan "gak bisa tidur"
Linda terkekeh pelan "kamu lagi laper?"
Aster kembali menggeleng, ia baru saja makan malam tadi "kenyang mah"
"lagi haus?" tanya Linda lagi
Aster lagi-lagi menggeleng "engga"
"lagi banyak tugas?"
Aster mengangkat bahunya "Aster udah ngerjain semua tugas"
Linda memarut keju sambil mengerutkan kening, "trus kenapa dong anak bujang mama gak bisa tidur?" tanya Linda penasaran "lagi banyak pikiran? mikirin siapa sih? Daisy ya?"
"kayaknya iya" jawab Aster gamblang.
Linda sontak membulatkan matanya, kedua tangannya berhenti bergerak, ia menoleh kearah Aster dengan gerakan pelan, terkejut dengan jawaban Aster yang diluar dugaannya.
"biasa aja ekspresinya ma, emang Aster seganteng itu ya?" ucap Aster datar.
Linda semakin membulatkan matanya, keju dan parutan di tangannya terjatuh secara dramatis.
"A-Aster?" ucap Linda terbata, "sejak kapan kamu belajar ngomong receh kayak tadi?"
Aster mengerutkan keningnya, "mama apaan sih, dah ah Aster mau ke atas lagi" kesal Aster, bersiap beranjak dari posisinya
"mama jangan kemaleman masaknya, besok harus nemenin papa meeting buat pembangunan di SMA Panutan kan?, kalo mau tidur jangan lupa matiin kompornya, dan kalo kemaleman mending beres-beres peralatannya besok aja"
Mulut Linda terbuka lebar, "A-Aster, sejak kapan kamu belajar ngomong panjang lebar kaya barusan? sejak kapan kamu peduli sama mama? sejak kapan kamu peduli sama kehidupan orang lain?"
Aster tampak meringis pelan, ngeri sendiri dengan tingkah mamanya yang berlebihan ini. Dengan langkah panjangnya Aster mulai menjauh dari dapur, meninggalkan mamanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul [SELESAI]
Teen FictionHidup itu sederhana, layaknya membentangkan benang. Namun, kita lupa, diluar sana ribuan bahkan milyaran benang dibentangkan, hal itulah yang memperumit. Benang-benang saling bertemu dan membentuk simpul tak jelas, yang bahkan si pembentangnya pun t...