59-Menjauh

5 2 0
                                    

Seperti hari-hari biasanya, walau waktu masih menunjukkan pukul enam kurang, tapi Aster sudah siap dengan seragam sekolahnya.

Jika sudah siap seperti ini, biasanya Aster hanya perlu berpamitan kepada keluarganya, dan pergi untuk menunggu Daisy. Sudah hampir dua minggu kebelakang Aster dan Daisy selalu berangkat dan pulang bersama, hal itu tentu saja dilakukan Aster dengan senang hati.

Setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya, Aster bergerak menuju lantai bawah dengan langkah ringan.

Setelah beberapa langkah menuruni tangga, pergerakan Aster tiba-tiba terhenti. Aster mengamati rumah Daisy dibalik jendela besar rumahnya, disana hal yang tak biasa terlihat.

Didepan rumah Daisy, sebuah mobil terparkir sempurna, mobil yang tampak tak asing di penglihatan Aster.

"kenapa Ster?" suara Linda tiba-tiba terdengar, ntah sejak kapan ia berdiri di samping Aster.

Aster sedikit tersentak, menatap mamanya dengan wajah terkejut, namun detik berikutnya ia kembali menetralkan raut wajahnya.

"eh eh, itu siapa yang ngobrol sama Daisy? temen kamu Ster? apa pacarnya Daisy?" tutur Linda beruntun dengan kedua bola mata yang fokus menerawang ke luar sana.

Aster dengan cepat mengikuti arah pandang mamanya, sedikit terkejut melihat kehadiran Dito yang saat ini tengah bercengkrama dengan Daisy.

"kamu ditikung sama orang lain Ster?" tanya Linda panik,

Aster tak langsung menjawab pertanyaan mamanya, pikirannya masih berkecamuk sekarang, ia masih berusaha mencerna baik-baik situasi yang saat ini tengah terjadi.

"kamu sih Ster, udah mama ingetin kan buat pake mobil kalo mau
berangkat atau pulang bareng sama Daisy. kalo aja kamu dengerin kata-kata mama, kamu gak bakal ketikung sama orang bermobil kaya cowok itu"

Aster menghela nafasnya, mulai kesal dengan arah pembicaraan mamanya, ia tau Daisy bukan tipe wanita yang memandang harta.

Dengan gerakan cepat Aster mencium tangan mamanya secara tiba-tiba, detik berikutnya ia dengan segera beranjak dari posisinya, meninggalkan mamanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aster berjalan sangat cepat, saat ini ia ingin segera menghampiri Daisy dan mengajaknya berangakat bersama.

Aster menyalakan mesin motornya, lalu dengan cepat ia segera membawa motornya keluar dari garasi, dan bergerak menghampiri rumah Daisy.

Suara mesin motor Aster sontak membuat Dito dan Daisy menoleh secara bersamaan. Aster memarkirkan motornya di belakang mobil Dito, lalu ia bergerak turun, mendekati Daisy.

"Ayo Daisy, kita berangkat" ajakan itu terdengar, Dito mengucapkannya terlebih dahulu.

Aster menghentikan langkahnya tepat di samping Daisy, ia sama sekali tak menghiraukan ajakan Dito barusan, saat ini matanya hanya terfokus kepada Daisy, menunggu respon yang akan Daisy tunjukkan terhadap ajakan Dito.

Daisy mematung, padahal tadi ia dengan susah payah sudah menolak ajakan Dito, ia tak mau membuat satu sekolah membicarakannya hanya karena berangkat bersama Dito. Tapi, saat ini, setelah Aster datang, dirinya malah dibuat dilema, Daisy sudah bertekad bahwa dirinya akan sedikit menjaga jarak dengan Aster, jika dirinya menolak ajakan Dito, pastinya Aster lah yang akan mengantarnya.

"Sy" Panggil Aster pelan, kedua bola matanya jelas-jelas menanti penolakan yang akan Daisy ucapkan kepada Dito.

Kedua bola mata Daisy mulai bergerak gelisah, jika dirinya menolak ajakan Dito dan Aster, mungkin saja setelah dia pergi Dito dan Aster akan kembali berseteru. jadi, pilihan terbaik saat ini adalah memilih salah satu.

Simpul [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang