50-Kunjungan

3 2 0
                                    

Kelompok 'tersirat'

Pak Rudi
Berhubung dengan adanya musibah yang menerpa dua orang anggota kelompok kita, yaitu Dito dan Daisy, maka bapa sudah memutuskan bahwa penyelidikan yang sebelumnya sudah kita rencanakan terpaksa diundur ke minggu depan. Alasan lain yang mendukung diundurnya pertemuan ini juga karena bapak  mendapat informasi dari beberapa warga bahwa SMK  Praja satu dan SMK Praja dua kemungkinan akan melakukan bentrok atau tauran dimalam hari, walaupun informasi itu baru rumor, tapi lebih baik kita jaga-jaga saja terlebih dahulu. bapak harap kalian semua mengerti.


Aster membaca pesan beruntun yang dikirimkan oleh Pak Rudi dengan wajah datarnya, sudah kesekian kalinya Aster membaca pesan itu, berusaha memastikan dengan baik informasi yang Pak Rudi sampaikan agar dirinya tidak salah paham.

Beberapa hari yang lalu Aster memang tak mengikuti perkumpulan tersirat, tapi ia sudah tau dari Daisy bahwa Pak Rudi akan mengadakan penyelidikan pada malam setelah terjadinya kekecelakaan Dito.

Untung saja Pak Rudi mengambil keputusan yang baik, ia benar-benar mempedulikan keadaan anggotanya dan terpaksa mengundur proses penyelidikan di sekolah. Terlebih lagi karena rumor dua SMK di dekat sekolah mereka yang baru-baru ini sedang berseteru, Pak Rudi juga mempertimbangkannya.

Aster memasukkan handphone ke saku depan celananya, kedua matanya kini menerawang pemandangan dibalik jendela kamarnya, langit gelap baru saja menyingsing, menandakan bahwa fajar sudah lewat beberapa waktu yang lalu.

Udara di hari sabtu pagi memang selalu punya banyak cara untuk membuat orang-orang kembali bergelung ditempat tidurnya, sengaja bangun siang dengan alasan bahwa mereka tak punya kegiatan yang mewajibkan bangun pagi.

Namun, tampaknya hal itu tidak berlaku bagi Aster, sekarang masih pukul enam pagi tapi Aster sudah mandi dan mengenakan kaos hitam polos yang dipadukan dengan celana traning berwarna senada.

Rencananya pagi ini Aster akan joging mengelilingi komplek rumahnya, memilih untuk menggerakkan tubuhnya dibandingkan tiduran dikasur empuk miliknya.

Aster beranjak dari kamarnya, menuruni tangga, lalu keluar dari rumahnya setelah berpamitan kepada orang rumah. ia melakukan peregangan untuk beberapa saat sebelum akhirnya mulai melangkah pergi, memutari komplek dengan langkah ringan.

.

.

🌼🌼🌼

.

.

Daisy mengawali sabtu paginya dengan mencari cardigan kuning kesayangannya, sudah hampir seluruh bagian rumah ia telusuri, tapi cardigannya itu belum juga ia temukan. Daisy sangat yakin jika kemarin dirinya membawa cardigan itu kesekolah, dan sekarang ia berniat untuk mencucinya, tapi bagaimana bisa benda sebesar itu menghilang begitu saja.

"Assalamualaikum..."

ketukkan disertai ucapan salam itu terdengar dibalik pintu utama rumah, membuat Daisy spontan menghentikan kegiatannya yang kala itu tengah membereskan sofa sambil mencari cardigan.

Daisy bengkit dari posisinya, mendekati pintu dengan langkah ringan lalu membukanya perlahan.

setelah pintu itu terbuka lebar, Daisy langsung mendapati perawakan Linda dan Fei yang sama-sama tersenyum kearahnya. Belakangan ini, mama dan adik Aster itu memang cukup sering mengunjungi rumah Daisy, entah untuk sekadar mengobrol ringan ataupun mengajak Fei bermain.

"eh, tante, Fei. Ayo masuk"

Dengan santun Daisy mempersilakan kedua tamunya untuk masuk kedalam, membawa mereka duduk di sofa yang tadi ia bersihkan.

Simpul [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang