"Daisy, bisa bantu mama nak? tolong masukkan benang ke jarum, mama mau jahit gelangnya"
Perintah itu diserukan oleh Bunga--mama Daisy--, suaranya sangat lembut dan menenangkan, sampai-sampai Daisy kecil pun mendongak dengan senyuman di bibirnya. Mama Daisy menyerukan sebuah perintah, tapi ntah mengapa Daisy malah merasa senang.
"Benangnya yang warna apa ma?" tanya Daisy kecil, kedua tangannya kini sibuk mengacak-ngacak box perlengkapan yang digunakan untuk membuat gelang.
Dari dulu, mama Daisy memang sering sekali memanfaatkan waktu luangnya untuk membuat berbagai macam gelang-gelang simpul, jika bukan untuk dipakai Daisy, beberapa diantaranya juga sering diperjual belikan, walau tak seberapa, tapi mama Daisy senang melakukannya.
Inilah tugas Daisy kecil, walaupun umurnya masih kurang dari tujuh tahun, tapi Daisy kecil jarang bermain seperti anak pada biasanya, Daisy lebih senang membantu mamanya membuat gelang, terlebih lagi, ia pun tak punya teman seumuran di dekat rumahnya, selain Aster yang selalu cuek dan dingin kepadanya.
"yang warna hijau Daisy" setelah beberapa saat menunggu, akhirnya Bunga memberitahukan warna benang yang ia maksud.
Daisy mengangguk paham, dengan cekatan ia mulai meraih gulungan benang hijau dan menariknya.
Tak lama, senyum di bibir Daisy kecil hilang, benang yang ia tarik ternyata tak semulus biasanya, saat Daisy menariknya, beberapa bagian tampak kusut dan membuat simpul tak beraturan. Beberapa kali Daisy mencoba untuk membenarkannya, menarik simpul itu kesana kemari, tapi tetap saja tak berubah, benang itu masih kusut.
Daisy menghela napas kesal, hal yang membuat Bunga sontak mengalihkan perhatiannya, menoleh ke arah Daisy kecil dengan wajah bingung.
"ada apa sayang?" tanya Bunga lembut.
Daisy kembali menghela napasnya, lalu dengan kesal ia menyodorkan gulungan benang hijau yang ujungnya tampak kusut itu.
"benangnya kusut ma, udah Daisy benerin tapi gak bisa" adu Daisy kesal.
Bunga tersenyum tipis, gelang setengah jadi ditangannya ia simpan sesaat, dengan gerakan pelan ia mulai mendekati Daisy, menyerahkan seluruh fokusnya kepada anaknya.
"Daisy tau gak? benang yang kusut ini menggambarkan hidup kita loh" tutur Bunga lembut, kedua tangan Bunga saat ini meraih gulungan benang hijau dari tangan Daisy, menarik ujung benang yang tampak kusut itu.
Daisy kecil mengernyit bingung, "Daisy gak tau"
Bunga kembali tersenyum tipis, "kamu liat ujung benang ini?" tanya Bunga, setelah melihat Daisy mengangguk pelan ia kembali melanjutkan
"ujung benang ini masih mulus kan? nah sama seperti hidup kita.
Hidup itu sederhana Daisy, layaknya membentangkan benang. Namun, kadang kita lupa, diluar sana ribuan bahkan milyaran benang dibentangkan juga, hal itulah yang memperumit. Benang-benang saling bertemu dan membentuk simpul tak jelas, yang bahkan si pembentangnya pun tak tau cara meluruskannya kembali" tutur Bunga panjang lebar.Daisy semakin mengernyit bingung "Daisy gak ngerti ma"
Bunga kembali tersenyum tipis, "saat kamu memulai hidup, kadang semuanya berjalan mulus diawal, tapi setelah kamu beranjak dewasa, kamu bakal bertemu dengan orang lain, berinteraksi lebih luas, dan mendapat masalah yang tentunya akan datang silih berganti. masalah itu gak bisa dihindari Daisy, sama seperti simpul gak jelas di benang ini, kalo engga kamu luruskan, kamu gak bakal bisa menjalankan hidup, kamu pasti kepikiran terus, dan gak bakal tenang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul [SELESAI]
Teen FictionHidup itu sederhana, layaknya membentangkan benang. Namun, kita lupa, diluar sana ribuan bahkan milyaran benang dibentangkan, hal itulah yang memperumit. Benang-benang saling bertemu dan membentuk simpul tak jelas, yang bahkan si pembentangnya pun t...