"pulang naik apa Sy? di jemput atau naik angkot?"
pertanyaan itu tentunya keluar dari mulut Laila, iya bertanya kepada Daisy dengan kedua mata dan tangan yang tengah fokus membereskan perlengkapan belajarnya, tak menoleh sedikitpun kepada orang yang saat ini menjadi lawan bicaranya.
Daisy menghentikan pergerakannya lalu menoleh ke arah Laila untuk beberapa saat,
"naik angkot kayak nya, tapi kalo engga panas mau jalan aja" jawab Daisy sambil kembali membereskan perlengkapan belajar yang masih berserakan di mejanya.
"yaudah ayok bareng" ajak Laila.
lagi. Daisy kembali menghentikan kegiatannya, hari ini ia harus datang ke perkumpulan Kelompok Tersirat, ini adalah pertemuan pertama bagi Daisy, sangat tak lucu jika dirinya tak hadir hari ini.
perlahan Daisy melirik ke arah bangku Aster dengan hati-hati, berusaha memastikan keberadaan Aster. Diluar dugaan, ternyata orang yang ia cari sudah tak ada di tempat duduknya, padahal ketiga teman dekat Aster masih duduk manis di bangku mereka masing-masing, membereskan perlengkapan belajar mereka.
Tunggu, jangan-jangan Aster sudah kumpul sedari tadi, dan Daisy mungkin akan datang terlambat.
"Daisy!"
panggil Laila cukup kencang, ia sengaja mendekatkan wajahnya ke arah telinga Daisy, dan hal itu sukses membuat Daisy tersentak, sadar dari lamunannya.
"kok ngelamun? ayo pulang" ucap Laila sambil membenarkan posisi tas ranselnya.
Daisy kembali terdiam, saat ini ia terpaksa harus berbohong, mencari alasan untuk meyakinkan Laila.
"ayo sy" ajak Laila lagi.
"e-itu La, gue mau naik angkot" ucap Daisy gugup.
"iya ayo naik angkot bareng"
"eh maksud gue, gue gak bakal langsung pulang" jawab Daisy mulai mencari alasan.
"kenapa?" tanya Laila bingung,
jujur saja, Laila tentu sangat aneh dengan ucapan Daisy barusan, Daisy adalah tipe siswa yang langsung pulang jika memang sudah waktunya pulang, sejak dulu Daisy tak mengikuti ekskul apa pun, ia hanya fokus pada kegiatan pembelajaran. Sama seperti Laila.
"engga kenapa napa" jawab Daisy, berusaha meyakinkan.
"lah kok gak kenapa napa?" tanya Laila lagi, semakin bingung.
kedua bola mata Daisy mulai bergerak gelisah kala tatapan penuh selidik andalan Laila mulai menyorot ke arahnya.
"ya engga kenapa-napa Laila" ucap Daisy lagi, berusaha menetralkan kegelisahannya.
Kini Laila tampak menghela nafasnya, mulai kehilangan kesabaran, "kalo lo ngelakuin sesuatu pasti ada alesannya dong Sy, nah gue nanya alesan lo"
dengan susah payah Daisy mulai mengalihkan pandangannya, berusaha mendapatkan jawaban yang bisa meyakinkan Laila.
"gue mau jalan" jawab Daisy cepat "diluar masih panas banget, gue mau nunggu agak teduhan dikit La"
"lo serius mau jalan?" tanya Laila memastikan.
"iya" jawab Daisy semangat, berusaha terlihat meyakinkan "rumah lo kan jauh nih La, lo duluan aja, gak mungkin juga kan lo ikut jalan sama gue? iya gak?. Elo duluan aja, gue gak papa kok, beneran"
"gitu ya?" ucap Laila pelan "yaudah deh, gue duluan ya, udah laper nih" lanjut Laila lagi, bersiap beranjak dari posisinya.
"hati-hati sy" peringat Laila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul [SELESAI]
Teen FictionHidup itu sederhana, layaknya membentangkan benang. Namun, kita lupa, diluar sana ribuan bahkan milyaran benang dibentangkan, hal itulah yang memperumit. Benang-benang saling bertemu dan membentuk simpul tak jelas, yang bahkan si pembentangnya pun t...