42-Penolakkan Dito

13 1 0
                                    

"selain kabar tentang anggota baru kita, Bapak juga akan memberikan informasi tentang penyelidikan kasus Pak Joko"

Mendengar nama ayahnya disebut, secara spontan tubuh Daisy mulai menegang, ia sangat mewanti-wanti ucapan selanjutnya yang akan Pak Rudi katakan.

Tak hanya Daisy saja, semua pasang mata pun kini sama was-wasnya, mereka dengan spontan memulai mode serius masing-masing, bersiap mendengarkan ucapan Pak Rudi dengan seksama.

"bapak tau ini terlalu cepat, tapi bapak ingin mengajak kalian semua untuk melakukan penyelidikan besok malam. Sesuai informasi yang babak dapat dari pak satpam, katanya setiap malam sabtu lampu di ruang TU suka nyala, intinya ada hal yang mencurigakan disana"

"mohon maaf pak, ini kita mau menyelidiki penyusup atau menyelidiki keberadaan nyi cungkring?" pertanyaan itu dengan indahnya terlontar dari mulut Raksa, ia berkata dengan wajah pucat penuh rasa was-was.

Mendengar hal itu sotak Pak Rudi menunjukkan senyumnya "nyi cungkring itu gak ada Raksa"

"ada pak" sanggah Raksa cepat

"kamu pernah liat?"

"engga pernah, tap-"

Ucapan Raksa seketika terhenti saat Kanya membekap mulut Raksa dengan tangannya. Bukan apa-apa, Kanya hanya tidak mau ocehan tak bermutu Raksa mengalihkan topik utama yang hendak Pak Rudi sampaikan.

"Pak, gak usah dengerin si Raksa. Dia orangnya emang rada abstak gitu jadi mending lanjutin aja apa yang tadi mau bapa sampaikan" tutur Kanya yakin, salah satu tangannya masih setia membekap mulut Raksa yang saat ini terlihat kesulitan bernafas.

Mendengar ucapan Kanya barusan, dengan maklum Pak Rudi menganggukkan kepalanya dan bersiap untuk kembali memulai pembicaraan.

"untuk teknis penyelidikannya Bapak berniat untuk membagi kalian menjadi tiga kelompok. Kelompok satu bertugas jaga gerbang belakang, kelompok dua jaga gerbang depan, dan kelompok tiga cari bukti di ruang TU bersama bapak. Sampai sini ada yang mau ditanyakan?"

"maaf Pak" dengan santun Aditya mengangkat tangan kanannya, menunjukkan sikap hormat yang hanya dimiliki oleh siswa teladan "izin bertanya, untuk anggota kelompok apakah sudah ditentukan?"

"pastinya, tadinya bapak mau umumkan di grup, tapi karna Aditya bertanya jadi kita umumkan sekarang saja"

Perlahan Pak Rudi mengambil buku catatannya yang ia letakkan diatas meja, setelah membulak-balik bukunya beberapa saat, akhirnya pergerakan Pak Rudi terhenti di satu halaman, ia kembali mengambil sikap tegap, bersiap untuk membacakan tulisannya.

"untuk kelompok pertama yang bertugas menjaga gerbang belakang bapa minta Kanya, Aditya dan Nila yang melakukannya. Biasanya jarang ada orang yang masuk lewat gerbang belakang, paling cuma ada beberapa warga yang ikut ke air atau semacamnya, dan kalo pun ada penyusup yang masuk lewat gerbang belakang mereka pasti nyamar jadi warga. Jadi, bapak pengen kalian bertiga tanya atau ajak ngobrol siapapun yang nantinya masuk lewat gerbang belakang. Bapak yakin, soal komunikasi dan basa basi kalian juaranya" tutur Pak Rudi panjang lebar.

Tak ada penolakan dari Kanya, Aditya dan Nila, mereka sudah sangat yakin dengan ucapan Pak Rudi, apa pun itu, Pak Rudi pasti sudah memikirkannya dengan matang.

"untuk kelompok dua bapak mau nunjuk Dito dan Aster, kalian jaga di gerbang depan. Untuk orang yang masuk lewat gerbang depan itu pasti cuma guru-guru, dan Bapak yakin semua guru pasti kenal sama Dito dan Aster, jikapun ada yang datang kalian bisa ngalihin perhatian mereka dengan mudah. Oh ya, Aster gak masuk sekolah karna sakit, jadi bapak pengen kamu ngasih tau Aster tentang tugas kalian Dito"

Simpul [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang