63-Penyelidikan

5 1 0
                                    

seperti yang sudah dijadwalkan pada hari-hari sebelumnya, malam ini kelompok tersirat akan melakukan sebuah penyelidikan di SMA Panutan. semua anggota sudah berkumpul di Lab Fisika sejak jam delapan, menunggu Pak Rudi memberikan arahan.

para anggota kelompok tersirat duduk melingkar di bangku lab, semuanya memakai seragam SMA Panutan dengan lengkap, hal itu disarankan oleh Pak Rudi dengan alasan agar orang-orang tidak curiga terhadap mereka.

Seperti biasanya, Daisy duduk di samping Aster, walaupun Daisy masih sedikit menjaga jarak dengan Aster, tapi ia tak bisa menolak saat Aster mengajaknya berangkat bersama, terlebih karena tante Linda pun memaksanya tadi.

Saat ini, Dito pun tampaknya kembali menjauh dari Daisy, dirinya tak lagi mengirimkan pesan maupun mendatangi kelas Daisy, mungkin Dito merasa terpojokan atas kejadian dikantin yang berujung dengan dirinya yang hampir mencelakai Daisy.

"gimana pak? kita masih harus nunggu?" Kanya tiba-tiba bersuara diposisinya, menujukan pertanyaannya pada Pak Rudi yang baru saja muncul dibalik pintu.

Pak Rudi berjalan mendekat dengan langkah gontai dan wajah kecewa "belum ada tanda-tanda"

Semua anggota tampak menunjukkan wajah lesu, kecewa karena lagi-lagi Pak Rudi mengatakan hal yang sama, sudah sangat lama mereka menunggu tapi Pak Rudi terus saja berkata seperti itu,

"jangan-jangan pelakunya udah tau kalo kita mau ngadain penyelidikan?" ucap Raksa tiba-tiba, dengan gamblang mengutarakan dugaannya.

"gak mungkin" jawab Pak Rudi, "kecuali kalo ada salah satu diantara kalian yang ngebocorin" lanjutnya sambil menatap satu persatu anggota.

Detik berikutnya Pak Rudi tampak menghela nafas pelan, "bapak gak mau waktu kalian kebuang sia-sia, jadi, mulai sekarang, kita lakuin strategi kita" tutur Pak Rudi memulai mode seriusnya.

semua anggota kini benar-benar terfokus menatap Pak Rudi, bersiap dengan perintah apapun yang akan Pak Rudi sampaikan.

Pak Rudi tampak mengeluarkan buku catatannya, membulak-balik halamannya untuk beberapa saat sampai akhirnya menemukan catatan yang ia cari.

"Bapak mau bagi kelompok sekarang, seperti yang sudah kita bicarakan beberapa hari yang lalu, kita memantau dari tiga titik, satu kelompok di gerbang depan, satu di gerbang belakang, dan satu kelompok lagi bersama bapak disini, memantau ruang TU" tutur Pak Rudi panjang lebar.

"untuk kelompok pertama, Raksa, Nila dan Daisy, kalian jaga di gerbang belakang"

Daisy dan Nila terlihat mengangguk patuh dengan wajah serius, bersiap menjalankan perintah Pak Rudi, berbeda dengan Raksa yang saat ini tampak menunjukkan wajah berserinya, ia tampak bersemangat saat tau dirinya dipasangkan dengan dua orang wanita.

"berasa punya istri dua saya Pak" tutur Raksa gamblang yang dihadiahi tatapan maut dari Pak Rudi, bisa-bisanya Raksa mengacaukan situasi serius yang tengah tercipta.

"kalian bisa jaga dari sekarang, hati-hati, jangan sampai ada yang curiga" perintah Pak Rudi.

Nila dan Daisy kembali mengangguk patuh sambil bergerak bangkit dari posisinya, diikuti Raksa dibelakangnya.

Pandangan Aster dan Dito saat ini sama-sama tertuju pada Daisy, keduanya menunjukkan wajah kecewa mereka masing-masing, kesal karena tak bisa bersama Daisy.

Sebenarnya Dito dan Aster bisa saja meminta untuk satu kelompok bersama Daisy, tapi keduanya memilih diam sekarang. itu karena Dito masih malu dengan kejadian beberapa hari lalu, sedangkan Aster yang malas untuk memperumit keadaan.

"Raksa, jangan macam-macam, jaga adik kelas kamu" peringat Pak Rudi sebelum Daisy, Nila dan Raksa melewati ambang pintu.

"siap pak, dua dedek gemez ini pasti abang Raksa jaga" tutur Raksa penuh percaya diri.

Simpul [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang