bel tanda Jam istirahat pertama baru saja berbunyi, tapi Laila sudah mengamati Daisy sedari tadi, sorot matanya jelas-jelas menunjukkan bahwa Laila sedang butuh penjelasan.
jelas saja Laila bersikap seperti ini, tadi pagi, satu sekolah dibuat geger dengan berita bahwa Dito dan Daisy berpacaran, terbukti dengan fakta bahwa mereka berangkat sekolah bersama tadi.
"lo gak mau cerita Sy? gak percaya sama gue?" tanya Laila kecewa, kesal karena sedari tadi Daisy hanya terdiam diposisinya dengan pandangan kosong.
Daisy menghela nafasnya, "berita itu bohong La, gue gak pacaran sama Kak Dito" jawab Daisy lemas.
Daisy benar-benar tak bertenaga sekarang, sedari tadi dia bahkan tak fokus belajar. Saat ini, kepala Daisy masih dipenuhi rentetan kejadian tadi pagi, saat dimana dirinya berselisih dengan Aster dan lebih memilih Dito.
Tubuh Daisy dibuat semakin loyo karena tadi malam ia tak bisa tertidur, ia tiba-tiba terbangun tengah malam dan tak bisa tertidur kembali, dirinya terus-menerus memikirkan perkataan Dito mengenai Ayah Aster, bahkan panggilan dari Bu Dewi hanya bisa menenangkan Daisy untuk beberapa saat saja.
ditambah lagi dengan Daisy yang tak memiliki selera makan tadi pagi, membuatnya lagi-lagi meninggalkan sarapannya. Daisy tau kondisi tubunya sekarang sangat tidak baik, tapi dirinya harus menemui Dito di kantin sekarang.
Dito bilang bahwa dirinya berjanji tidak akan membalas perlakuan Aster asalkan Daisy mau menemaninya makan saat istirahat pertama. Daisy yang saat itu memang merasa bersalah terhadap perlakuan Aster, mau tak mau memilih untuk menurut saja, ia tak mau perselisihan Dito dan Aster semakin memburuk. Hal tersebut mau tak mau membuat Daisy membatalkan janjinya dengan Bu Dewi, padahal Daisy sudah janji untuk menemani Bu Dewi makan saat istirahat pertama, tapi hal terpaksa ia batalkan.
"Sy? SY? Lo denger gue ngomong gak sih?" tanya Laila kesal, sedari tadi dia sudah banyak bertanya tapi Daisy tak juga membalas ucapannya,
Daisy menoleh ke arah Laila dengan gerakan pelan, "maaf La, gue ke kantin dulu ya"
Laila mengerutkan keningnya, "tumben. gak bawa bekel lo?" tanya Laila heran.
biasanya Daisy sangat anti dengan kantin, ia selalu beralasan bahwa kantin di sekolahnya selalu penuh dan membuat dirinya susah gerak, hal itulah yang membuat Daisy lebih memilih untuk membawa bekal saja. tapi saat ini? rasanya ada yang berubah dari Daisy.
Daisy menggeleng, "lupa" jujurnya,
Sebelum Daisy bangkit dari duduknya, dengan cepat Laila menahan pergerakan Daisy,
"Sy, muka lo pucet banget, lo sakit?" tanya Laila khawatir, raut wajahnya benar-benar berubah sekarang, ia tak lagi penasaran dengan hubungan Daisy dan Dito.
Daisy menunjukkan senyum tipisnya, lalu segera bangkit dari posisinya, "gue gak papa La"
"Sy, lo--"
"gue ke kantin ya La" sanggah Daisy cepat,
tanpa menunggu persetujuan dari Laila, Daisy langsung bangkit dan pergi begitu saja, meninggalkan Laila yang saat ini menunjukkan wajah herannya. Laila tertegun sesaat, Daisy berbeda dari biasanya.
Bukan hanya Laila, Aster yang sedari tadi memperhatikan Daisy pun tampak mengerutkan keningnya. Ntah mengapa Aster merasa khawatir sekarang, ia merasa bahwa ada sesuatu yang tak beres.
Dengan gerakan cepat Aster menoleh ke samping, tepatnya ke arah Rifky yang saat ini tengah asyik bermain game online di ponselnya.
"Rif"
"iya sayang"
Aster bergidik ngeri "najis"
"kenapa chagi" Rifky memulai mode opa koreanya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul [SELESAI]
Novela JuvenilHidup itu sederhana, layaknya membentangkan benang. Namun, kita lupa, diluar sana ribuan bahkan milyaran benang dibentangkan, hal itulah yang memperumit. Benang-benang saling bertemu dan membentuk simpul tak jelas, yang bahkan si pembentangnya pun t...