Dito memarkirkan mobilnya di parkiran belakang sekolah yang kala itu masih sangat kosong, belum ada satupun motor atau mobil siswa yang terparkir disini. Wajar saja, sekarang waktu masih menunjukkan pukul enam lebih lima, hanya satu atau dua orang yang ada di sekolah sekarang.
Dito menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi mobil sambil memijat pangkal hidungnya, jujur saja, Dito sedikit kewalahan mengendarai mobil kesekolah, dirinya sudah sangat lama tidak mengendarai mobil, jadi, banyak hal yang terasa asing saat memakainya kembali. Jika saja motornya bisa di perbaiki dengan cepat, mungkin Dito tidak akan repot-repot untuk membawa mobilnya.
Dito kembali menegakkan punggung saat ponselnya berdenting nyaring, menandakan bahwa sebuah pesan telah masuk. Perlahan Dito mengambil ponselnya yang tergeletak di kursi penumpang, lalu mengecek sendiri isi pesan yang baru saja masuk itu, dari grup kelompok tersirat.
Kelompok 'Tersirat'
Pak Rudi
Hari ini, kita berkumpul di lab fisika pulang sekolah. Ada yang mau bapak bicarakanDito menghela nafasnya pelan, kecewa karena pesan yang masuk ke ponselnya itu ternyata dari grup tersirat, bukan dari orang yang ia tunggu.
Setelah hari dimana Dito mengajak Daisy ke taman belakang, dirinya dengan setia terus mengirimkan pesan ke Daisy, ntah itu berupa sapaan atau hanya basa-basi biasa. Tapi, nyatanya percakapan itu hanya terjadi satu pihak saja, Daisy sama sekali tak membaca pesannya.
Perlahan Dito kembali menyandarkan punggungnya, menatap gerbang belakang sekolah dibalik kaca mobilnya. Dito sama sekali tak berniat beranjak dari posisinya, ia memilih untuk berdiam diri di dalam mobilnya, menunggu sekolah ramai.
Tanpa Dito duga, sebuah motor vespa matic masuk melalui gerbang. Awalnya Dito bersikap acuh, tapi detik berikutnya mata Dito langsung menyipit saat ia sadar bahwa dua orang yang saat ini menumpangi vespa itu adalah Aster dan Daisy.
Sontak Dito kembali menegakkan punggungnya, kedua matanya menyipit, mengamati pergerakan Aster dan Daisy yang saat ini tengah memarkirkan motor. Dito melihat Daisy yang saat ini turun dari motor lalu menyerahkan helmnya kepada Aster, Dito bisa melihat raut bahagia tergambar jelas diwajah Daisy maupun Aster, keduanya sesekali tertawa lepas saat salah satu dari mereka mengatakan sesuatu.
Tanpa sadar kedua tangan Dito mengepal kuat, selama beberapa minggu ini, setelah kejadian di taman belakang, Dito memang selalu melihat Aster dan Daisy berangkat dan pulang bersama. Dito tebak, mungkin saja ada sesuatu terjadi antara Daisy dan Aster pada hari dimana dirinya mengajak Daisy ketaman belakang, dan apapun itu, sepertinya saat ini mereka sudah semakin dekat, Dito sudah tertinggal sangat jauh.
Melihat hubungan mereka yang semakin akrab sekarang, rasanya Dito semakin khawatir, jika semua terus di biarkan, mungkin saja sebentar lagi mereka akan berpacaran.
.
.
🌼🌼🌼
.
.
Daisy menunggu Laila di koridor kelas dua belas sambil memainkan ponselnya, sudah menjadi kebiasaan sekarang, hampir setiap hari Daisy menunggu Laila disini. Semenjak dirinya menginap di rumah Aster, hampir setiap hari dalam seminggu belakangan ini Daisy selalu berangkat dan pulang bersama Aster, dan selama itu juga Daisy merasakan bahwa hubungannya dengan Aster banyak berubah.
Ponsel Daisy bergetar untuk beberapa saat, menunjukkan sebuah pesan beruntun yang muncul di layar ponselnya, lagi-lagi dari Dito.
Semenjak kejadian di taman belakang, Daisy memang sengaja menjauhi Dito, dirinya mulai sadar bahwa ternyata Dito tidak sebaik itu.
Saat itu pula Daisy semakin mengabaikan pesan-pesan beruntun yang di kirim Dito.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul [SELESAI]
Novela JuvenilHidup itu sederhana, layaknya membentangkan benang. Namun, kita lupa, diluar sana ribuan bahkan milyaran benang dibentangkan, hal itulah yang memperumit. Benang-benang saling bertemu dan membentuk simpul tak jelas, yang bahkan si pembentangnya pun t...