Daisy dan Aster keluar dari Toko Hana saat waktu menunjukkan pukul enam lebih, Daisy tak mengira bahwa mereka akan berbelanja selama ini, terlebih saat melihat Aster membeli hampir semua jenis benih tanaman, membuat Daisy gemas sendiri saat melihat Aster kerepotan membawa tanaman yang ia beli.
"kenapa?" tanya Aster ditengah langkahnya,
Sebenarnya Aster ingin cepat-cepat sampai di parkiran, tapi saat sadar bahwa sedari tadi Daisy memperhatikannya dengan wajah yang terlihat menahan tawa, Aster jadi risih sendiri.
Daisy menggeleng "engga kenapa-napa"
Aster menghentikan langkahnya, "kenapa?" tanya Aster lagi, ntah kenapa dirinya yang selalu tak peduli dengan orang lain ini tiba-tiba saja menjadi sangat penasaran dengan gelagat Daisy sekarang.
"engga kenapa-napa Aster" jujur Daisy, ia pun ikut menghentikan langkahnya.
Aster menyipitkan matanya "bohong"
Daisy terkekeh pelan, sedikit heran dengan sikap Aster yang berbeda dari biasanya, "mendingan benihnya masukin ke tas Ster, kayaknya ribet kalo di jinjing gitu" saran Daisy,
Aster mengamati belasan paper bag berukuran kecil yang saat ini ada dikedua tangannya. Daisy benar, harusnya ia memasukkan paper bag-paper bag itu kedalam tasnya, bukan menjingjingnya seperti ini.
Daisy tersenyum tipis, "mau di bantu?" tawar Daisy
Aster terdiam sesaat sebelum akhirnya mengangguk pelan, menerima tawaran Daisy. Mendapati hal itu, perlahan Daisy mengambil satu per satu paper bag di tangan Aster, lalu memasukkannya kedalam tas laki-laki itu.
"kayaknya cuma cukup enam di tasnya Ster" jujur Daisy, ia mengamati sisa paper bag ditangan Aster dan tas secara bergantian. paper bag itu masih tersisa tapi tas Aster sudah hampir penuh.
"masa sih? pasti cukup Sy" tutur Aster tak percaya, berniat memutar ranselnya kedepan, memastikan sendiri sisa ruang di tasnya.
menyadari hal itu dengan cepat Daisy menutup resleting tas Aster, sebenarnya ada ruang yang masih tersisa, tapi Daisy tak mau membuat tas Aster semakin penuh, pasti akan sangat berat nantinya.
"udah penuh Ster" kekeh Daisy,
Aster tak menghiraukan sanggahan Daisy, dengan cepat ia memutar tasnya dan membuka resleting, memastikannya sendiri.
Aster menghela nafasnya, "ini masih cukup buat tiga paper bag Daisy"
Daisy tersenyum salah tingkah, "tapi nanti tasnya jadi berat Aster. Sisanya titipin di tas gue aja"
Aster menggeleng, "engga, jangan. nanti tas lo yang berat"
tanpa mempedulikan larangan Daisy, Aster langsung memasukkan sisa paper bag itu kedalam tasnya, memang sedikit berat, tapi ya mau bagimana lagi.
Aster berhasil memasukkan paper bagnya dengan sangat Apik, mengisi ruang di tasnya sampai penuh, walaupun masih ada empat paper bag yang tersisa ditangannya.
"yang empat itu masukkin tas gue aja Ster, nanti depan rumah ambil" tawar Daisy lagi.
Aster menggeleng, "engga usah Sy, nanti tas lo berat. Nanti di gantungin di motor aja"
Daisy menghela nafasnya, perlahan ia mendongak keatas, mengamati langit yang ternyata sudah sangat gelap dan mendung "kayaknya bentar lagi hujan Ster. Paper bagnya masukin ke tas gue aja Ster, itu kan bahannya kertas, nanti kalo kehujanan kan repot"
Aster ikut mendongakkan wajahnya untuk beberapa saat, saran Daisy benar, mungkin saja sebentar lagi akan turun hujan.
"tapi lo gak papa? tas lo jadi berat gak papa?" tanya Aster ragu, sedikit tak enak dengan tawaran Daisy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul [SELESAI]
Teen FictionHidup itu sederhana, layaknya membentangkan benang. Namun, kita lupa, diluar sana ribuan bahkan milyaran benang dibentangkan, hal itulah yang memperumit. Benang-benang saling bertemu dan membentuk simpul tak jelas, yang bahkan si pembentangnya pun t...