Pair : Jeongho
Requested by : Ryu_nmii
Tittle : Anak geng motor
Warning : Mengandung beberapa kata kasar
Note : Aku nggak bisa bikin anak geng motor, jadi sebagai gantinya aku fokusin ke anak motor aja ya :')
============ Free Me ============
"ANAK KURANG AJAR! MASUK KAMAR KAMU SANA!!"
Pemuda manis itu langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu tanpa ragu. Air mata kembali turun membasahi pipinya hari ini. Pemuda itu adalah Lee Minho, seorang anak yang dikatakan memiliki hidup yang sempurna dan sangat diidamkan.
Namun nyatanya itu semua tidak benar. Dia tidak bisa bebas melakukan apapun, ayah tirinya diaku-akui sebagai ayah kandungnya dihadapan semua orang. Orang itu pemabuk, tapi semua orang tertipu dengan tampilannya yang begitu gagah dan tampan di luar rumah.
Tak jarang Minho terkena pukulan, tonjokan, makian bahkan sampai pelecehan saat ayah tirinya itu mabuk dan ibunya tidak berada di rumah. Ibunya adalah seorang wanita karier dan over narsisme dan popularitas.
Ibunya merasa tubuhnya paling sempurna dari lekuknya dan lain-lain. Dan kehadiran Minho ke dunia ini menghancurkan semuanya, itu kata ibunya. Minho di maki-maki dan dikatakan menjadi penyebab suaminya dulu meninggalkannya.
Yah, setidaknya yang itu berhenti ketika ibunya menikah lagi. Tapi tetap saja dia tidak bebas melakukan apapun. Dikurung di dalam rumah dan disuruh melakukan ini itu sudah menjadi makanan sehari-harinya.
Di sekolah Minho selalu sendiri, karena semua murid selalu menganggap Minho terlalu jauh dan susah digapai karena pendiam dan orang tuanya juga cukup terkenal di kalangan orang tua dan anak-anak sebagai pebisnis yang sukses.
Minho hanya memiliki satu teman, pemuda itu lebih muda dua tahun darinya dan juga tetangganya. Mereka pertama kali kenal saat Minho menangis di depan jendela kamarnya yang berhadapan langsung dengan jendela rumah tetangga.
Jarak antara jendela kamar Minho dan kamar tetangganya itu hanya sekitar 30 cm. Tidak cukup jauh karena rumahnya dengan rumah tetangga memang dibangung mepet. Pertemuan pertama mereka singkat, tapi cukup untuk membuat Minho merasa nyaman dengan pemuda itu.
Terlebih lagi posisi kasur mereka berdua menempel pada dinding dengan jendela itu. Mereka berdua bisa mengehabiskan semalaman hanya dengan mengobrol di jendela. Hanya pemuda itu yang selalu membuat Minho tersenyum.
Jeongin adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya sudah meninggal dan seluruh warisan orang tua Jeongin yang bisa sibilant sangat banyak jatuh ke tangannya. Tapi dia masih cenerina biada setiap bulannya dari sang paman yang mengambil alih perusahaan ayahnya
"Kau menangis lagi? Apa lagi yang dilakukan bajingan itu kali ini?" sebuah suara terdengar melalui celah jendelanya yang terbuka.
"Jeongin..." lirih Minho sembari mendekat ke jendela dan membuka jendela itu sepenuhnya. Air matanya semakin banyak yang turun saat melihat pemuda yang sedang bersandar pada daun jendela itu dengan kemeja hitam yang dua kancing teratasnya terbuka.
"...Well, aku tidak bisa menyeka air matamu dari sini. Boleh aku ke sana?"
Minho mengangguk pelan lalu menggeser posisinya dari pendela, sedetik kemudian pemuda yang lebih muda darinya itu sudah melompat dari jendelanya dan masuk ke dalam kamar Minho. Dengan mulusnya pemuda itu langsung duduk di kasurnya dan berhadapan dengannya.