Sesuai peraturan yang berlaku, hari ini Chris, sebagai ketua osis dan beberapa MPK divisi keamanan, sedang berkeliling kelas untuk menyita beberapa barang yang seharusnya tidak boleh dibawa kesekolah.
Disini dia sekarang, dikelas sekretaris osisnya, Lee Minho.
"Coba sekarang semua tas nya diletakkan diatas meja. Saya ingin menggeledah, siapa saja yang membawa barang-barang yang sudah dilarang untuk dibawa." Perintah Chris kepada seisi kelas, yang tentu saja dituruti oleh semuanya.
Chris dan beberapa bawahan nya mulai berkeliling untuk menggeledah setiap tas didalam kelas. Sampai akhirnya ia berhenti di depan sekretaris nya yang manis nan cantik itu.
"Mana tasmu?" Tanya Chris dengan nada dominannya, meminta Minho untuk meletakkan tasnya diatas meja.
"Chris, jangan ambil barang peninggalan ibu gue. Itu satu-satunya barang berharga yang gue punya." Pinta Minho dengan suaranya yang pelan.
"Tidak bisa, Minho-ssi. Barang ini harus diambil. Jika kau ingin barang ini kembali, temui aku di ruang osis besok." Kata Chris dengan tegas. Ia memasukkan barang peninggalan ibu Minho kedalam plastic zip dan meletakkannya di keranjang yang dibawa oleh Hyunjin.
Minho sendiri hanya bisa menunduk sedih. Barang berharga peninggalan ibunya harus disita oleh ketua osisnya.
*
Keesokan harinya, Minho segera menemui Chris di ruang osis, saat istirahat tiba. Dia ingin mengambil barangnya yang disita oleh Chris.
Tok Tok!
'Masuk!'
Setelah mendapat sahutan dari dalam, Minho segera memasuki ruang osis itu. Ia berjalan ke meja Chris yang sedang sibuk mengerjakan proposal untuk kegiatan akhir tahun nanti.
"Chris, gue mau minta barang gue yang lo sita kemaren. Mana barangnya?" Pinta Minho sembari mengulurkan tangannya, seolah-olah meminta barang yang disita oleh Chris.
"Hah? Lo mau minta barang lo yang kena sita kemaren?" Minho mengangguk. "Gak bisa. Belom boleh. Dan barang itu masih gue sita." Kata Chris tegas.
"Ck! Jangan mentang-mentang lo ketos, lo bisa semena-mena Chris. Kembaliin barang gw yang lo sita. Kemaren lo bilang, lo janji bakal balikin hari ini."
Chris meletakkan pulpen nya dan berjalan mendekati Minho. "Tapi gue gak bilang, gue bakal balikin barang lo tanpa ada syarat kan, Minho?"
"Lo mau apa dari gue? Gue gak punya apa-apa. Gue bukan anak dari keluarga kaya, yang bisa minta dengan enaknya."
"Gw mau lo. Seutuhnya." Kata Chris sembari berjalan mendekat kearah Minho. Bermaksud untuk memojokkannya ke dinding. "Kau mau?"
Minho mengerjap, otaknya tidak bisa berpikir, karena posisi mereka yang terbilang cukup intim. "M-Maksud lo apa?"
"Setau gue, lo gak polos-polos amat, Ho. Lo juga gak bego-bego amat. Masa lo gak paham apa maksud gue sih?"
Minho mencerna kata-kata yang dilontarkan oleh Chris. Setelah menangkap maksudnya, ia segera mendorong Chris bermaksud untuk kabur dari perangkap kecil yang Chris buat. "Sialan lo! Minggir! Gue gak mau!"
"Katanya mau barang lo balik? Ini barang penting milik lo kan? Kalo gak gue balikin, lo bisa apa?" Chris berjalan kearah pintu untuk menguncinya dan kembali kehadapan Minho dan mengukungnya.
"Minggir gak lo! Atau gakㅡ"
"Atau gak apa hm? Mau ngelawan gue? Lo yakin?" Kata Chris yang memegang dagu Minho untuk menatapnya tepat dimata.