semilir angin seakan membantu minho menghilangkan sedikit beban yang dirasakannya. sembari menyesap secangkir kopi, minho arahkan netranya ke jalan raya, berusaha mengalihkan fokus nya agar tak memikirkan sang kekasih, lagi.
ini sudah hari kesepuluh hyunjin-sang kekasih- menjauhinya dengan alasan yang tidak jelas. padahal minho sudah meminta maaf walau tidak tau apa kesalahannya.
hembuskan nafas dengan kesal, minho merenggut ketika mengingat seberapa banyak hal yang sudah ia korbankan, semata-mata hanya agar pemuda bermarga hwang itu bisa terus bersamanya, dan sekarang hyunjin lah yang menjauhinya.
mari kita urutkan apa saja pengorbanan seorang lee minho;
pertama, ia melanggar peraturan di tempatnya bekerja hanya untuk menolong hyunjin-yang pada saat itu terlihat sangat sekarat.
kedua, ia terpaksa keluar dari perkumpulan hacker-tempat dimana minho bekerja sebelumnya- demi hyunjin, karena hyunjin ingin memiliki banyak waktu berduaan dengannya. padahal mereka bisa bertemu juga karena pekerjaan minho.
ketiga, sesungguhnya minho adalah tipe manusia yang kurang suka bercerita tentang hidup, namun lagi-lagi karena hwang hyunjin... minho mulai menjadi sosok yang terbuka. ia menceritakan segala kisah kehidupannya pada hyunjin secara cuma-cuma.
dan sekarang, lihat apa yang sudah hyunjin perbuat kepadanya?
hey! meninggalkannya dengan alasan tidak jelas sangatlah menyebalkan bagi lee minho.
menghembuskan nafas dengan berat, minho angkat pandangnya ketika mendengar langkah kaki mendekat. dapat maniknya lihat sepasang netra coklat madu memandang nya dengan seksama, "ada apa?" tanya minho.
"hey, apakah hyunjin meninggalkan mu?" tanya pemuda itu sembari menyeringai.
malas dengan pembahasan kali ini, minho putuskan untuk cepat-cepat pulang ke apartemennya -yang kini menjadi milik hyunjin juga- "entah, duluan hyung. awas mati kedinginan." pamit minho di sertai ancaman yang mengundang kekehan dari lawan bicara nya.
"ya ya ya, sana pergi! awas kamu mati jantungan." ancam balik chris-namanya-dengan penuh makna.
"sialan." setelah puas mengumpat, minho segera langkahkan tungkainya dengan santai.
toh tidak ada alasan untuk nya segera pulang, mungkin biasanya ia memiliki alasan untuk itu, tetapi untuk sekarang alasan untuknya pulang sedang pergi entah kemana.
ngomong-ngomong mengenai chris, ia adalah teman minho saat berada di dunia hacker dulu, dan ia pun orang yang paling menentang keputusan minho untuk keluar.
tungkai berbalut celana levis itu ia langkah kan dengan perlahan, memilih untuk berjalan jalan sebentar ke tempat-tempat dimana terdapat banyak kenangan manis tentang ia dan hyunjin.
mengenang sebentar tidak apa kan?
ya, minho rasa begitu.
mungkin efek terlalu lama melamun minho jadi tidak sadar bahwa ia sudah berada di tepi dermaga kayu, tempat ia dan hyunjin biasa menghabiskan waktu diminggu sore bersama.
menatap sekitar, minho baru menyadari bahwa tempat ini sangat sepi. entah karena ia yang datang sendiri, atau karena tidak adanya kehadiran hyunjin di sana.
"hahh.. sialan hwang hyunjin, entah apa yang dilakuin sama si dower itu sampe aku ga bisa berhenti mikirin dia begini." keluh minho.
membalikkan badan, tempat selanjutnya yang akan ia kunjungi adalah taman di depan.
berbeda dengan di dermaga, di taman terasa lebih ramai karena dapat minho lihat banyaknya orang-orang yang berlalu lalang, dan kebanyakan dari mereka datang dengan keluarga.