minho pusing.
ia memikirkan soal mimpinya semalam sampai rasa-rasanya rambut minho sudah beruban saking kerasnya ia berpikir.
padahal seingatnya ia sudah pernah mimpi basah saat ia menginjak kelas satu SMA tapi semalam ia bermimpi basah lagi.
dan anehnya kali ini ia bersama seorang pria bukan wanita. pria dengan kulit pucatnya yang seperti mayat, ditambah tubuhnya yang sangat atletis.
"berhenti berpikir minho!" minho menyadarkan dirinya sendiri dengan memukul kepalanya agak keras.
setelah dipikir-pikir lagi, ciri-ciri pria yang berada di mimpinya sangat mirip dengan pria yang kemarin tertabrak ambulans tepat dibelakangnya.
minho merinding.
bagaimana jika si korban adalah orang yang sama dengan yang ada di mimpi nakalnya?
bukan, bukan masalah merasa bersalah tapi masalahnya si pria tidak selamat.
minho meringis, punggungnya terasa dingin di beberapa bagian, seperti baru saja diusap oleh sebuah lengan.
dengan segera ia menatap ke arah belakang berharap itu ulah temannya yang mengendap-endap memasuki apartement nya.
namun nihil, tidak ada siapapun disana, karena ia tinggal seorang diri dan seingatnya teman yang tau password apartement nya sedang berlibur ke luar negri.
tidak mau berlama-lama sendiri di apartemen minho dengan segera masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian kemudian pergi kekampus walau jam kelasnya masih sekitar dua jam lagi yang berarti disana ia hanya membuang-buang waktu.
selama berganti pakaian dapat minho rasakan tatapan tajam dari ujung kamarnya, buat ia semakin mempercepat aktivitas mengganti bajunya.
———
"pfffttㅡmasa sih ada setan dirumah kamu no." felix mendengus geli mendengar cerita minho, tentu saja ia tidak percaya.
minho merenggut kan wajahnya pertanda ia sedang kesal.
"tapi aku serius lix! semalem kerasa banget iihh serem banget pokoknya!" minho kekeh.
"kamu nya lagi sagne kali! terus kepikiran sosok seksi buat dijadiin bahan mimpi basah." felix dengan mulut ceplas-ceplos nya adalah hal paling minho jauhi didunia ini.
mana felix bicaranya tanpa mengecilkan suara lagi, buat beberapa mahasiswa disana menoleh.
minho jadi malu, ingin unfriend felix rasanya.
"felix ngomongnya di filter doㅡLOH ITU KAN YANG NGE ANUIN AKU LIX!"
"MINHO GOBLOK JANGAN TERIAK ORANGNYA NENGOK KAN JADINYA!"
terlambat, si pemuda sudah berada dihadapan mereka dengan kedua tangan dilipat di depan dada serta alis terangkat sebelah dengan menyebalkan.
dengan cengegesan menyebalkan minho berujar terbata-bata, "hehe, anu.. ituㅡ"
"kalian gibahin saya?" minho telan ludahnya gugup.
"bㅡbukan gitu kak! ini dia mimpiin kakak." si pemuda mengerutkan dahinya kemudian menatap pemuda blasteran kucing yang barusan ditunjuk oleh pemuda dengan freckles diwajah, sementara si empunya sendiri kini terlihat gelagapan, bingung sendiri harus bersikap bagaimana.
"kamu minho?" minho mengangguk gugup.
"kamu ketemu chris?" kali ini minho mengernyit.
"chris?"