in one complex situation

2.2K 144 17
                                    


pairing: kapal selam alias hyunho.


⚠trigger warning: ada sedikit adegan... err vulgar? walaupun dikit banget. tapi dialognya juga agak gitu lah.

















//

desahan yang saling bersahutan itu penuhi si ruang persegi, bikin penyejuk ruangan seolah malfungsi. decitan ranjang dan suara kulit beradu membuat hawa panas menguasai. beruntung kamar itu kedap suara, sebab jika tidak, entah apa yang akan terjadi.

dua pemuda yang sama-sama tengah kejar surga dunia itu banjir peluh, yang satu ambruk ke sisi kiri ranjang, sedang yang lainnya sontak memejam lelah setelah akhirnya capai titik putih. napas keduanya terengah.

tarik selimut yang sejak tadi menganggur sebatas dada, si dominan tarik submisifnya ke dalam pelukan selepas bubuhkan satu kecupan di kurva delimanya yang sudah bengkak itu. "thanks, min, you always taste good," katanya.

yang dipanggil 'min' mengerang lantas buka mata. ia tatap si dominan lalu memanggil dengan nada pelan, "hyunjin."

objek di hadapan hanya berdeham sebagai jawaban, buat si manis menukikan alis. ia lalu menyeru, "ck, kalau dipanggil tuh jawab yang bener!" seraya mencubit keras perut berotot itu.

hwang hyunjin mengaduh, meski faktanya cubitan itu bukan apa-apa baginya. "aw! heh, habis main berapa ronde ini tangan masih bisa nyubit juga?" pemuda itu berujar sedikit menggoda.

romannya kini keruh. lagi, ia menyeru, "ih, jawab aja kenapa sih!"

pada akhirnya si hwang menurut, menjawab dengan kalimat tanya, "iya, iya. kenapa, minho baby?" kini nadanya terdengar serius, selaras dengan air mukanya.

tetapi mendengar pertanyaan yang selanjutnya lee minho lontarkan membuat ia mengerutkan alis tanda bingung telah kuasai pikiran.

"hyunjin, what are we?"

"korean?" jawab si hwang agak ragu. sedetik kemudian ia mengangguk tiga kali, lalu melanjutkan, "doesn't it clearly written up in this universe that we are korean?"

lee minho tahu, hwang hyunjin memang bukan bintang kelas yang selalu raih peringkat pertama di akademik. tapi ia tak menduga kapasitas otak pemuda itu bahkan tak menangkap apa yang tengah ia tanyakan.

si manis merotasi bola mata. "ya elah, bangsat," umpatnya kesal. "kebiasaan lo, habis gempur gue pasti itu otak turun ke tumit. atau otak lo ikut nyembur bareng sperma tadi?"

hyunjin pasang tampang tak berdosa, padahal baru saja melakukan dosa. "lah, gue salah jawab?"

bila tak ingat yang di hadapan adalah orang yang amat kalbunya dambakan, sudah sejak tadi hasrat ingin membunuh ia tunaikan. lagipula ia tidak gila.

minho tarik napas dalam lalu ia embuskan perlahan seraya pejamkan mata. "gini deh, status lo itu pacar adek gue, tapi hampir setiap malam lo having sex sama gue." ia menjeda sebelum kemudian tatap lekat-lekat kelereng hitam si hwang lalu bertanya, "pertanyaannya, kita ini apa?"

hyunjin meringis. "temen?" jawabnya, lagi-lagi terdengar ragu.

apa yang sedari tadi coba minho tahan dan menumpuk dalam dada membuatnya kewalahan sendiri. jawaban si dominan bikin dirinya serasa ingin meledak kemudian duduk di pojokan sambil menertawakan diri. haha, lucu sekali. teman katanya?

si lee meremat dan mengacak surainya yang basah oleh peluh, lalu pilih buat memutar tubuh, membelakangi si pemuda hwang setelah berseru, "for fuck sake, hwang hyunjin! even camila cabello said that friends don't know the way you taste!"

tanpa disangka, gelak tawa terdengar setelahnya, hyunjin kembali membawa tangan besarnya untuk peluk minho. "just kidding. you're more than a friend for me."

"for real?" si manis melonggarkan lengan yang melingkar di pinggang hanya untuk kembali membalik tubuh lalu tatap si dominan dengan manik berbinar. tapi kemudian ia memicingkan mata. "bukan karena lo takut gak gue kasih izin buat having sex lagi sama gue?"

hyunjin menyengir. "yah, ketauan," kantanya.

bugh!

tak main-main, minho langsung kasih satu tonjokan di dada bidang si hwang. jika ini komik, di dahinya akan tergambar perempatan merah dan maniknya berapi ketika tengah berkata begini, "parasit lo, anjing!"

lagi-lagi hyunjin tergelak. "kenapa wajah marah lo satisfying banget sih? lucu, gemesin," ujarnya.

melihat si manis yang masih pasang wajah galaknya, ia tak tahan untuk tak mendaratkan sebuah kecupan kupu-kupu di bibirnya. "beneran. lo, lebih dari temen. gue sayang lo, banget," yakinnya.

"kalau gitu...." ada jeda yang lee minho gunakan untuk membelai wajah si dominan. "gue, atau nakyung?"

kalimat itu sempurna bikin hwang hyunjin bungkam seribu bahasa. lalu hanya bisa bilang, "gue gak bisa, min."

"lo gak bisa selamanya kayak gini, jin. seseorang gak boleh menggenggam dua hati secara bersamaan, karena itu bikin dua-duanya sakit. kalau nakyung tau kita sering 'tidur' bareng, bukan cuma lo yang dimusuhin. gue juga. haha, brengsek banget gue rebut kebahagiaan adek sendiri," kata minho panjang lebar.

"bayangin, pacar lo diem-diem having sex sama kakak lo sen—"

belum sempat kalimatnya selesai, hyunjin kadung memotong, "gue gak punya kaka—"

kesal, minho balas menyela, "i said imagine, just fucking imagine it, hwang! lo tau gak, sih, gue selalu dihantui rasa bersalah tiap lihat wajah ceria nakyung. gue gak mau nyakitin adek yang paling gue sayang. gue gak sanggup gimana hancurnya dia waktu tau kakaknya yang dia jadiin panutan malah bikin dia kecewa."

ada yang panas, tapi bukan bara api.

minho sekuat tenaga pertahankan nada suaranya supaya tak bergetar. "tapi di sisi lain gue juga pengen egois, jin. lo cinta pertama gue, apa salah kalau gue pengen lo pilih gue? gue jahat, ya?"

sia-sia, air matanya malah meluncur lewati pipi begitu saja. maka itu ia memilih tengkurap, sembunyikan wajah dibalik bantal dan meredam tangisnya di sana.

lama hening, hwang hyunjin hanya bergeming. bahkan sampai tak sadar ketika ponselnya berdering.

isakan samar yang menginvasi rungu membuat hatinya tiba-tiba ngilu. hyunjin lalu menarik si manis ke dalam pelukan. "lo gak jahat, min. gue yang jahat di sini. gue yang brengsek. gue yang egois."

sambil sesekali mengecup pucuk kepala minho, ia melanjutkan, "maaf udah nyeret lo ke situasi kayak gini. maaf, gue emang bodoh banget, gak mikirin perasaan kalian berdua. maaf."

hyunjin mengelus punggung si manis yang tak terbalut apa-apa itu. "kalau gue boleh egois lagi, gue mau pilih lo, min. bukan karena lo hebat di ranjang, tapi karena lo adalah lee minho."

lawan bicaranya menjauhkan wajah, tatap si jangkung dengan manik berairnya. "tapi nakyung... dia adek gue, jin...."

hyunjin hapus sungai di lembah pipi itu menggunakan ibu jarinya sebelum kemudian kasih kecupan seringan permen kapaspada kedua kelopak indah itu. selepasnya, ia tersenyum teduh.

"soal nakyung nanti gue pikirin. sekarang lo tidur, ya? jangan nangis, gue gak suka lihat lo nangis."

pada akhirnya lee minho mengangguk saja. toh, ia jua sudah lelah bermain peran hanya sebagai figuran di kisah asmara adiknya.

//

apa cuma aku yg ngerasa ini aneh? nggak kan? ya maap ide dadakan, nulis dadakan nih kayak round know:D maap juga kalo ada typo. typo itu seni wkwkw.

anw, coba tebak aku siapa? kalo bener ntar dapet minho:D

Softie Minho CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang