Tulip (Woojin x Minho)

4.8K 334 28
                                    

Lagi lagi Hyunjin memarahinya hanya masalah sepele.

Lagi lagi Hyunjin meneriakinya hanya karena Minho tidak menurut.

Lagi lagi--

Hiks,

"Eungh hiks." Lagi lagi Minho menangis sendirian di taman yang sama. Sendirian. Tanpa satu orang yang berbaik hati menemaninya, dari 7 milliar lebih orang di muka bumi. Bahkan kekasihnya saja tidak perduli--

Hah~

Minho menghela nafas panjang. Tangannya mengusap kasar ujung matanya yang masih berair.

Dia mencoba untuk, bersabar lagi. Dan lagi.

"Ini."

Minho terhenti saat seseorang menyodorkan ice cream. Ia mendongak dengan perlahan ke atas.

Mata mereka bertemu. Terhipnotis persekian detik.

Terlihat hidung memerah, dan mata sembab Minho di sana.

"Aku dengar rasa cokelat dapat membuat perasaanmu membaik." Namja berpundak lebar itu bersuara lagi.

"Bayaran ice cream ini akan semakin mahal jika kau tidak mengambilnya."

Minho mengambil ice cream cokelat cocho chip itu. "Jika aku mengambilnya, apa aku tetap bayar ? Kalau begitu aku--"

"Tidak, tidak, itu gratis jika kau mengambilnya." Namja itu tanpa permisi duduk di sebelah Minho.

Minho menatap Namja itu dari atas sampai ke bawah, dia pernah-- atau sering ? Melihat Namja ini.

Perlahan Minho melirik ice cream nya dan mulai menikmatinya.

"Aku tidak bermaksud untuk ikut campur urusanmu tapi jika kau terus menangis. Wajahmu akan bengkak keesokan harinya," Mata Namja itu menatap lurus ke anak anak yang tak jauh bermain di depan mereka. Suasana taman itu memang sepi, tapi nyaman.

"Apa kita sering bertemu ?" Tanya Minho menoleh ke samping. "Aku seperti tidak asing denganmu. Oh ya, namaku Minho, anak jurusan hukum semester 1. Salam kenal hyung."

"Wajar jika kau tak asing padaku aku sering ke kelas mu untuk merekam proses kuliah kelas kalian. Perkenalkan, asisten dosen ekonomi, Kim Woojin semester 5, salam kenal kembali."

Minho ingat sekarang, siapa namja di sebelahnya. "Kau-- cctv hyung yang itu ?"

Woojin terkekeh mendengar seruan heboh Minho. Namja manis itu terlihat semangat, dengan bibir hampir membulat lucu.

"Cctv hyung ?"

"Ya begitulah kami memanggilmu. Jangan marah," Kata Minho baru sadar jika dia baru saja mengolok Namja besar di depannya.

Woojin tersenyum tipis. Kurva itu selalu melengkung ke atas, "Aku tak marah. Sebutan kalian padaku unik sekali ahahaha!"

Minho ikut tertawa ketika namja beruang itu tertawa.

"Aigoo, dari sekian adik tingkat yang aku sapa. Baru sekali ini aku mendapat julukan yang aneh. Siapa yang membuatnya ?"

Minho menyengir bodoh. "Aku hyung, hehehe." Aku Minho jujur.

"Aigoo~ Nakalnya." Tukasnya terkekeh.

"Memang biasanya kau dapat julukan apa hyung ?" Tanya Minho berdeheman.

"Asisten dosen yang tampan." Jawab Woojin singkat dan berpose sok keren di depan Minho.

Minho mencibir. "Percaya diri sekali." Katanya datar.

"Ahahaha," Entah kenapa Woojin tergelitik untuk tertawa. "Tapi aku benar benar tampan kan ?" Godanya.

Minho memasang wajah sedatar mungkin di depan Woojin sebagai jawaban, membuat tawa namja itu semakin lebar. Minho perlahan ikut tertawa, jujur, tawa Namja beruang itu sifatnya menular. Minho bahkan lupa beberapa puluh menit lalu kalau dia tengah bersedih.

Softie Minho CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang