Pair : Banginho
Request by : MrsYuraMe, Linyinwo, Staeristarr
Tittle : Banginho mafia AU pt.2
Warning : Harsh words, adegan baku bantam (?), blood scenes
Sesuai permintaan beberapa oknum, chapter kali ini saya panjangkan, kalau sebelumnya 14000 words lebih, sekarang 2000 words lebih
Note : Awas gumoh T v T
----------------------------------------------
-------------------------------------
-------------------------Saat Minho terbangun dia sedang berbaring di ranjang yang amat sangat empuk, beda sekali dengan ranjang dirumahnya. Di mana ini? Dia ada di mana sekarang?!
"Ah, akhirnya bangun juga. Aku bosan sekali harus menatapmu tidur pulas begitu lama"
Suara seorang perempuan langsung mengalihkan atensinya, saat menoleh ke samping ada perempuan berpakaian serba hitam dan sedikit ketat seperti seorang mata-mata atau bisa kita bilang black widow di film "Avenger" yang duduk di atas kursi yang berlawanan arah dengan tubuhnya sambil bertumpu pada sandaran kursi itu.
"Siapa kamu? Eh, tunggu. Sepertinya aku kenal wajahmu, AH KAMU PEREMPUAN YANG TADIKAN?! KENAPA KAMU ADA DISINI HAH?!"
"Bisa tenang sedikit? Baiklah, mari kita berkenalan dulu kalau begitu. Sebut saja aku Brendi, aku akan menyebutkan nama asliku jika nanti Jack sudah yakin denganmu" ucap perempuan itu sambil menguap.
"Brendi? Jack yakin denganku? APA SIH MAKSUDMU?!"
"ya, intinya begitu. Tugasku hanya mengawasi kamu sampai bangun, sudah ya. Ah iya, satu lagi, jangan coba-coba untuk kabur, percuma. Jadilah anak yang menurut ok?" setelah berbicara seperti itu, perempuan yang menyebut dirinya sendiri dengan sebutan Brendi itu kemudian keluar kamar.
Bisa Minho dengar samar-samar suara pintu dikunci, sial dia dikurung ditempat yang tidak dia ketahui setelah diculik setelah berniat baik membantu seorang perempuan yang ternyata juga ikut bersekongkol untuk menculiknya. Great! Bagus sekali Minho, nasibmu begitu sial.
Manik Minho kemudian tidak sengaja menangkap sebuah jendela di dalam ruangan, dia memutuskan untuk melihat keluar. Namun yang dia lihat hanya pemandangan tanah kosong yang ditumbuhi dengan rumput dan sebuah jalan aspal.
Jarang sekali ada yang lewat, yang lewat barusan saja adalah mobil mewah. Jendela itu dikunci, tapi masih dibuka juga Minho tidak akan nekat. Jarak dari jendela ini dan tanah begitu jauh, bagi dirinya yang mempunyai acrophobia sama saja dengan melakukan tindakan nekat, bodoh, dan mencari mati sekaligus.
Minho mendengus kasar lalu kembali membanting tubuhnya ke atas ranjang tadi, kamar ini luas juga. Tapi bau yang menempel pada seprai ranjang dan bantal ini maskulin sekali, bau kamar ini juga sangat maskulin.
Maskulin tapi entah kenapa terasa begitu nyaman bagi Minho. Minho kembali memejamkan matanya sampai tidak sadar kalau dia tertidur lagi dengan posisi telentang, dia tidak khawatir. Toh, kedua orang tuanya sudah bercerai dan hanya mengirimkan uang setiap bulannya.
Mereka sama sekali tidak peduli dengan bagaimana keadaan Minho atau dimana Minho berada, yang penting mereka sudah mengirimkan uang ke rekening Minho.
~ 𝕸𝖆𝖋𝖎𝖆 ~