Request by atikaaulia260
Kalau kalian berpikir menjadi istri dari seorang producer sangatlah enak, kalian benar. Tetapi tentu saja tidak selalu seenak itu bukan?
Ya, itulah yang terjadi kepada Lee Minho atau Bang Minho, istri dari seorang producer yang bernama Christopher Bang.
Kehidupannya memang dilimpahi oleh kekayaan, tetapi tidak dilimpahi oleh kasih sayang yang diidamkan oleh setiap istri dibelahan dunia.
Chris sangatlah sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan ia lupa jika ia memiliki seorang istri yang selalu menunggunya di rumah. Terkadang Chris suka menemukan istrinya tertidur di sofa jika dirinya pulang larut malam akibat pekerjaannya.
"Chris? Ayo bangun. Apa kamu tidak berangkat ke kantor?" Minho membangunkan suaminya yang masih terlelap, mungkin kelelahan akibat pekerjaannya.
"Ungh.. jam berapa sekarang?" Chris bertanya sembari merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku.
"Jam delapan. Ayoㅡ"
"Sudah jam delapan!? Kenapa kau tidak membangunkanku daritadi Minho? Hari ini aku ada rapat dikantor jam setengah sembilan." Chris memotong perkataan Minho dan segera berlari memasuki kamar mandi tanpa mendengarkan perkataan Minho.
Sedangkan Minho? Ia sudah biasa diperlakukan seperti itu oleh Chris. Jadi ia memutuskan untuk merapihkan tempat tidur dan beranjak ke dapur untuk menyiapkan bekal makan siang milik Chris.
"Minho? Mana bekal makan siangku?" Tanya Chris yang tampaknya tergesa. Dia benar-benar terlihat berantakkan dengan rambut yang tidak tertata rapih dan juga dasi yang masih belum tersimpul itu.
"Sudah aku masukkan di dalam tasmu." Kata Minho yang segera menghampiri Chris. "Sini aku rapihkan simpul dasimu."
Tangan Minho dengan cekatan merapihkan dasi yang dipakai oleh Chris. Dan ia juga merapihkan rambut Chris yang sedikit berantakkan.
"Terima kasih. Aku berangkat sayang." Chris mengecup kening Minho dan segera mengambil tasnya dan bergegas ke kantor.
Minho akui, terkadang Chris bisa bersikap manis seperti tadi. Tapi terkadang ia bisa mengabaikannya seharian.
"Sekarang aku mau ngapain yah? Emm.. bebenah rumah kali ya?" Gumam Minho pada dirinya sendiri.
Ia merapihkan rumahnya yang sedikit berantakkan itu. Tapi tidak bertahan lama, karena dia merasakan mual yang menderanya. Dengan setengah berlari, ia segera menuju kamar mandi.
"Hoek.. hoek.." Minho memuntahkan cairan bening. Entah kenapa, dia tiba-tiba merasakan pusing hingga perutnya yang terasa dililit dengan kuat oleh seutas tali.
"Hoek.. hoek.."
Setelah beberapa kali memuntahkan cairan bening itu, Minho membasuh mulutnya dengan air, kemudian ia keluar dari kamar mandi untuk mengistirahatkan dirinya yang mungkin sedang sakit.
*
Minho terbangun saat matahari sudah bersembunyi dibalik cakrawala. Tapi ia termenung sendiri, karena seingatnya, ia tidur disofa tadi.
"Jika kau bertanya 'siapa yang memindahkanmu dari sofa?' Kau tahu jawabannya." Suara seseorang berhasil membuat Minho menoleh dan tersenyum saat mendapati suaminya berdiri di depan kamar mandi kamar mereka.
"Tumben kau sudah pulang, Chris. Ada apa?" Tanya Minho.
"Aku mengambil cuti selama dua minggu untuk menemani dirimu. Kau ingin pergi ke pantai Sun Island di Maldives kan? Maka dari itu aku ingin memenuhi keinginanmu." Kata Chris yang menghampiri Minho dengan dua tiket pesawat kelas executive ditangannya.