Laptop Baru

6.5K 324 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Ridwan menoleh, melihat gadis itu sekilas. Laki-laki itu mengalihkan pandangannya, sebelum membukakan pintu mobil dia berkata. "Belakang!"

Haliyah mengangguk kecil, dia membukakan pintu dengan keras. Firman tersenyum kecil, sebelum masuk ke dalam dan duduk di depan. Dia tau Bos-nya tidak mungkin akan pergi dengan perempuan yang bukan mahramnya kecuali hal yang mendesak seperti ini. Itu pun harus mengajak siapapun untuk ikut bersamanya.

"Fir, tempat jual laptop yang bagus di mana?"

Firman menoleh, dia terdiam sejenak. "Di depan Mall sendayung, di sana banyak yang jual laptop."

Ridwan mengganguk. "Oke, kita ke sana."

Ridwan melihat gadis di belakangnya sedang memainkan ponsel. Laki-laki itu menghela napas, menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil. Mengambil ponsel miliknya, ternyata ada satu pesan dari sang Bunda membuat napas laki-laki itu tercekat.

|Nikah udah tua, mau kapan? Anak gantengnya Bunda?|

Ridwan memejamkan matanya sejenak, mengambil napas dalam-dalam. Tangannya menari di atas permukaan ponsel, ternyata apa yang dikatanya kemarin salah. Harusnya dia tidak menjanjikan untuk menikah dalam waktu dekat.

|Nanti, calonnya masih rahasia|

Laki-laki itu menutup ponselnya dan mematikan datanya. Sudah, dia dilema saat ini. Siapa yang mau menikah dengannya dalam waktu yang deket ini? pacar dia pun tidak punya.

   وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلً

Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32).

Lagi pula Ridwan, tidak pernah pacaran selama 25 tahun hidup. Kalau dia merasa cocok lebih baik datang ke rumah perempuan itu langsung meminangnya secara langsung.

Sebut saja, PPKM (perkenalkan, pertemuan, Khitbah, Menikah.)

Haliyah mendecak, saat Fika mengirim pesan dan mengatakan dia tidak jadi datang tadi. Gadis itu menghela napas gusar, tangannya mengelus dadanya. Dia tidak boleh emosi apalagi di depan laki-laki itu.

Mobil yang di tumpangi Ridwan, berhenti. Setelah membantingkan stir ke kanan dan ke kiri, Haliyah turun dari mobil. Matanya melihat sekeliling, ternyata tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah.

"Masuk!"

Haliyah menoleh, lalu mengangguk dia mengikuti langkah ke-dua laki-laki dihadapannya. Mereka berhenti, sontak kening gadis itu terbentur punggung kekar salah satu di antara dua laki-laki tersebut.

"Astagfirullah."

Haliyah mengangkat dua tangannya ke udara, membentuk v. Laki-laki itu menghela napas memilih menjauh dari gadis itu, daripada dirinya berdekatan dengannya apalagi gadis itu bukan mahramnya.

Mas Rid! Nikah, yuk?  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang