"Aku pernah mengira bahwa dulu, hadiah yang mewah adalah hal yang luar biasa. Tapi sekarang, hadiah kecil jauh lebih bermakna."_Haliyah Maharani_
.
"Kenapa Mas?" tanya Haliyah, ia menundukkan kepalanya saat Ridwan tiba-tiba memeluknya dengan satu tangan.
Ridwan menggelengkan kepalanya, membuat dahi Haliyah mengerut. Ia mengecek suhu badan suaminya, memastikannya, ia khawatir jika suhu badannya kembali meningkat seperti kemarin. "Ayo sholat dulu, Mas."
Ridwan mengangguk, Haliyah menyuruh suaminya untuk duduk di ranjang. Melepaskan gif yang di pakai, ia menyuruh Ridwan terlebih dahulu masuk kamar mandi di lanjut oleh dirinya.
Setelah suaminya selesai, Haliyah langsung buru-buru masuk ke dalam. Mengambil tespek yang ia pakai tadi di dalam saku bajunya, menyimpan tespek itu di atas lemari kotak yang tergantung di dinding. "Dek!"
"Bentar, Mas. Liyah belum wudhu."
Haliyah bergegas berwudhu, setelah selesai ia keluar. Senyumnya seketika mengambang saat melihat suaminya sudah siap, Haliyah dengan cepat memakai mukena dan mulai menunaikan kewajibannya.
_
"Dek!"
Haliyah menghampiri Ridwan yang sedang duduk di ruang tamu,
Ia tersenyum melihat suaminya dengan pakaian santainya hanya memakai baju dan celana pendek.
Haliyah pun sama hanya memakai daster warna hitam di atas lutut."Kenapa, Mas." tanya Haliyah setelah berada di depan suaminya.
"Ganti baju, Dek." Suara Ridwan sedikit pelan, hingga Haliyah mengulanginya.
"Apa, Mas?" Haliyah takut salah mendengar ucapan dari suaminya.
Ridwan menyuruh Haliyah untuk duduk di sebelahnya dan berkata. "Ganti baju, Dek."Kening Haliyah mengerut. "Memangnya kenapa Mas, Haliyah biasa pakai baju yang gini kok."
Ridwan mengusap rambut istrinya. "Banyak orang yang ke sini nanti, terus Adek mau pake baju gini?" Ridwan melihat baju yang di pakai Haliyah dari atas hingga bawah.
Haliyah menggelengkan kepalanya, suaminya menarik tangannya dengan pelan. Mencari baju yang cocok untuk sang istri, sebuah gamis putih dengan aksen bunga-bunga.
Haliyah mengambil baju milik Ridwan, menyuruh suaminya untuk memakainya. "Mas juga, ya."
"Iya, Dek."
Ridwan kesusahan memakai baju, Haliyah yang selesai memakai baju akhirnya membantu suaminya. Merapihkannya, Haliyah tersenyum mengecup pipi suaminya.
"Mas wangi," ucap Haliyah sambil mengendus wangi tubuh suaminya. Ridwan menggelengkan kepalanya, istrinya memang berbeda. Wangi tubuhnya bahkan tidak sewangi yang istrinya katakan, karena ia sudah mandi beberapa jam yang lalu.
"Mas bau, Dek. Wangi dari mana, Mas belum pake parfum sama sekali."
Haliyah mencoba mendengus kembali tubuh suaminya. "Wangi kok."
Ridwan mengangguk, ia mengambil parfum miliknya. Menyemprotkan ke bagian tubuh, Haliyah langsung menutup hidungnya. Bau parfum itu begitu menyengat dan menganggu penciumannya.
Huek ... Haliyah menutup mulutnya.
Haliyah menahan dorongan dari tenggorokannya, sebuah rasa mual muncul begitu hebat saat mencium wangi parfum. Ia terus menutup hidungnya sembari mengatur napas lewat mulut.
Ridwan menatap istrinya bingung, ia malah mendekat membuat Haliyah mundur beberapa langkah. "Mas mundur."
"Kenapa, Dek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Rid! Nikah, yuk? (End)
Espiritual|Follow akun sebelum membaca| Insyaallah, konflik ringan! Apa jadinya jika, seseorang gadis mungil mengajak laki-laki yang umurnya jauh di atasnya menikah? Tentang laki-laki bernama Ridwan Alamsyah, yang tiba-tiba dibuat terkejut oleh seorang gadis...