Mencari restu kedua

5.5K 248 2
                                    


 Ada dua hadits Rasulullah SAW yang saya ingat tentang hal ini :

Rasulullah SAW bersabda, “Seorang wanita itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan iman (agama)nya. Maka hendaknya utamakan iman(agama)nya, niscaya kamu berbahagia.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Ridwan menggenggam tangan sang Bunda. "Ridwan ingin menikahi Haliyah, Bunda."

Jihan menatap anaknya dengan sendu, tidak ada keraguan di mata putra pertamanya. Niat melamar Haliyah memang baik tapi tidak untuk sekarang, dia malu jika mengutarakan ini pada keluarga Haliyah. Bagaimana pandangan mereka tentang putranya, apa sahabat baiknya akan menerima niat baik putranya.

"Kamu yakin?" tanya Vino, dia menepuk pundak kekar milik anaknya. "Kamu yakin mengganti nama Dinda dengan Haliyah?"

Ridwan mengangguk, bismillah, dia yakin dengan apa yang sekarang ada di depannya.

"Ya sudah, Ayah keluar dulu acaranya kita undur. Kamu tunggu Bunda, sekalian mau bicarain niat kamu itu."

Laki-laki parubaya itu keluar kamar, dia menghela napas sejenak. Benar-benar mempersiapkan dirinya supaya tidak merasa rendah karena pernikahan putra pertamanya di undur.  Dengan langkah kaki gamang, Vino berjalan menghampiri tamu undangan. Banyak sekali rekan bisnisnya dan juga karyawan-karyawan cafe milik anaknya.

Vino tersenyum kikuk saat banyak sekali pertanyaan yang di lontarkan oleh para tamu. Laki-laki itu tak tau akan menjawab apa, tidak mungkin dia berbicara sejujurnya kalau calon istri putranya membatalkan pernikahannya sepihak. Para tamu mulai berhamburan keluar dari tempat ini, dengan banyak pertanyaan yang dilontarkan  oleh mereka sebelum bener-bener pergi.

Ibrahim menghampiri rekan kerjanya, menepuk pundak Vino. "Pernikahan Ridwan  di undur?"

Vino mengangguk, dia tidak bisa berkata-kata. Di depannya  Ayah dari Haliyah, Vino kehilangan percaya dirinya kala berbicara dengan Ibrahim.

"Sebenarnya saya bingung untuk menggutarakan niat baik anak saya di saat seperti ini. Ridwan ingin menikahi Haliyah saat ini juga, Him."

Ibrahim tertawa ringan. "Jangan bercanda, Vin."

"Saya tidak bercanda untuk saat ini, sejujurnya berbicara tentang ini saya malu. Pernikahan anak saya gagal karena calon istri anak saya Ridwan punya janji di masa lalunya, dan anak saya meminta ijin untuk menikahi anak kamu, Him. Haliyah."

Ibrahim menganggukkan kepalanya, jika saja lamaran ini bukan  seperti saat ini mungkin dirinya akan sangat senang karena putrinya mendapatkan sosok yang diimpikan olehnya. Ridwan bukan laki-laki biasa saja, dia pantas dengan putrinya Haliyah yang keras kepala dan juga manja.

Mas Rid! Nikah, yuk?  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang