kelulusan

4.6K 257 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ
إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (Al-Hujurat : 12)

.
.



Tak terasa kelulusan sudah tiba, hari di mana semua anak kelas 12 menunggu hari dengan perasaan campur aduk. Dan sekarang, Haliyah menyerka air matanya saat dirinya di nyatakan lulus dengan nilai tertinggi. Memeluk tubuh Fika  yang berada di sampingnya, gadis itu menangis di pelukan sang sahabat.

"Hua, selamat."

Haliyah menyerka air matanya, melepaskan pelukan dari Fika. Dia tersenyum manis, Fika mengangguk-ngangguk kepalanya tidak jelas sangking bahagianya sekarang.

"Akhirnya, kita lulus Liyah. Gue seneng."

Haliyah mengangguk, matanya berbinar saat menatap orang tuanya sedang berjalan dengan orang tua Fika menuju kearah mereka dengan senyuman yang lebar.

Haliyah berlari kecil memeluk tubuh sang Bunda, membuat tubuh wanita parubaya itu hampir terjengkang ke ke belakang untung saja suaminya menahan punggungnya.

"Bunda, Haliyah lulus dengan hasil yang memuaskan." Wanita parubaya itu mengangguk, mengusap kerudung hitam milik Haliyah dengan teratur. "Selamat anak bunda."

Haliyah mengangguk, melepas pelukannya. Berlari kecil kearah sang Ayah memeluk tubuh laki-laki yang sangat berjasa untuknya dengan erat. "Anak Ayah pinter."

Haliyah menyerka air matanya, mencium pipi kanan dan kiri sang Ayah kembali memeluk tubuh kurus sang Ayah.

Ihsan menarik tangan istrinya, memeluk tubuh kedua sosok perempuan yang berarti dalam hidupnya dengan erat.

Haliyah melepaskan pelukan, membalikkan badannya kearah orang tua Fika. "Assalamu'alaikum Tante, Om." Haliyah menyalimi kedua tangan di depannya.

"Walaikumsalam, kamu hebat." Haliyah tersenyum malu-malu, dia mengangguk. "Makasih Tante, Om atas pujiannya."

"Bunda angkat telepon dulunya." Haliyah mengangguk, menarik tangan Fika untuk sedikit menjauh dari tempat ke empat parubaya itu.

"Kita rayain di mana?" tanya Haliyah, Fika tampak berpikir. "Mall aja deh."

Haliyah mengangguk. "Bunda nanti Haliyah sama Fika jalan-jalan dulu."

Naya mengangguk. "Iya, Bunda juga harus belanja buat besok. Ada yang mesen banyak kue sama Bunda."

Mas Rid! Nikah, yuk?  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang