"Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, karena hasil akhir dari semua urusan di dunia ini sudah ditetapkan oleh Allah. Jika sesuatu ditakdirkan untuk menjauh darimu, maka ia tak akan pernah mendatangimu. Namun jika ia ditakdirkan bersamamu, maka kau tak akan bisa lari darinya."
(Umar bin Khattab)
-
Ridwan menghela napas gusar, setelah dia duduk di kursi kerjanya. Matanya memandang buku yang ada di tangannya, dia menggelengkan kepalanya saat ingatan beberapa menit lalu melintas begitu saja di otaknya.
Gadis itu mampu membuat seorang Ridwan Alamsyah tersenyum tipis walaupun hanya tipis.
Gadis yang memakai baju panjang berwarna hitam dengan rok plisket dan tidak lupa kerudung pasmina yang di sangkutankan di bahunya.
Ridwan membuka bukunya, tapi bagian belakang begitu menonjol sekarang. Seperti ada tulisan di sana, tapi seingat Ridwan. Dia tidak pernah menulis di bagian terakhir bukunya.
Laki-laki itu membuka bagian terakhir bukunya, matanya menatap lekat tulisan seseorang di sana.
Haloo, Mas ganteng
Haliyah Maharani
Umur 18 selisih 6 tahun
0897-6877-*** (kepo chat pasti di bales)Dari calon istrimu, Haliyah.
Mas Rid!"Astagfirullah," ucap Ridwan setelah deretan kata yang di tulis dibukunya.
Ridwan keluar, mencari gadis itu ternyata sudah tidak ada. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya, menatap tulisan rapih milik perempuan itu dan berkata. "Gadis aneh." Sudut bibir itu terangkat sedikit, membentuk senyuman yang tipis sangat tipis.
Satu tepukkan di pundaknya membuat Ridwan tersadar dari lamunannya. "Astagfirullah."
Laki-laki itu membalikkan badan menatap Kila yang sedang tersenyum tipis. "Di panggil engga nyaut, aku udah bilang Assalamu'alaikum terus panggil nama masih aja engga di jawab eh taunya Masnya lagi ngelamun."
Ridwan menggaruk belakang kepalanya tidak gatal, dia bingung sekarang menjawab apa. Terciduk dia tersenyum sambil memegang buku di tangannya.
"Mas lagi jatuh cinta, ya?" tanya Kila lagi.
Ridwan menggelengkan kepalanya. "Kenapa senyam-senyum sendiri, Mas engga kerasukan jin di sini?"
Laki-laki itu menjitak kepala Adik yang di lapisi kerudung. "Astagfirullah, pikiranmu itu ada-ada saja."
Kila mengerutkan bibirnya. "Sakit Mas, aku aduin sama Ibu."
Ridwan memeluk Adiknya, jangan sampai dia ngadu aneh-aneh pada sang Bunda.
Matilah dia.
"Kenapa ke sini?"
Kila tersenyum tipis. "Mau minta anter ke toko buku, ya, Mas mau ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Rid! Nikah, yuk? (End)
Spiritual|Follow akun sebelum membaca| Insyaallah, konflik ringan! Apa jadinya jika, seseorang gadis mungil mengajak laki-laki yang umurnya jauh di atasnya menikah? Tentang laki-laki bernama Ridwan Alamsyah, yang tiba-tiba dibuat terkejut oleh seorang gadis...