Kila?

5.8K 282 0
                                    

"Dunia ini ibarat bayangan, kalau engkau berusaha menangkapnya, ia akan lari. Tapi kalau kau membelakanginya, ia tak punya pilihan selain mengikutimu."

-Ibbnu wayyim Al Jauziyyah-

Senyum terbit di sela bibir tipis Haliyah setelah dia mendengar sendiri penuturan yang di lontarkan oleh Kila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senyum terbit di sela bibir tipis Haliyah setelah dia mendengar sendiri penuturan yang di lontarkan oleh Kila. Di dalam hati gadis itu bersorak gembira, ternyata laki-laki itu bukan suami dari gadis dihadapannya.

"Kakakmu jomlo, kan?" Haliyah sontak menutup mulutnya dengan tangan. Perkataannya itu meluncur begitu saja dari mulutnya, sungguh sekarang gadis itu malu sampai ke ubun-ubun.

Kila tertawa nyaring. "Iya, dia masih sendiri. Engga mau nikah dia, jodohnya masih bayangan."

Haliyah bersorak kecil, ternyata laki-laki itu masih sendiri. Dia harus bisa mendapatkan laki-laki itu, bagaimana pun caranya.

"Sayang sekali, kakakmu ganteng pasti banyak yang suka?"

Kila mengangkat bahunya acuh. "Entahlah."

"Kila!"

Kedua gadis itu menoleh, saat mendengar suara teriakkan dari belakang. Haliyah membuka mulutnya sendiri, saat melihat laki-laki itu sedang berjalan kearah mereka berdua.

Kila tersenyum geli, saat tidak sengaja menoleh kearah gadis di sampingnya. Ekspresinya begitu mengemaskan, dan Kila rasa gadis di sampingnya menyukai kakak laki-lakinya.

"Lama!"

Kila tersenyum. "Biasalah Mas, namanya juga cewek ngobrol dulu. Ya, kan Liyah?"

Haliyah mengangguk-ngangguk kepalanya saja tanpa mendengar perkataan Kila. Dia terus saja menatap laki-laki di depannya yang begitu manis.

Astagfirullah

Ridwan mengelus dadanya saat matanya menubruk mata gadis yang sedang menatapnya begitu dalam. Jujur saja sekarang laki-laki itu risih jika di pandang begitu intens seperti ini.

"Pulang?" Kila mengangguk, dia menoleh melambaikan tangannya pada Haliyah.

"Kapan-kapan main ke rumah."

Haliyah mengangkat tangannya, menunjukkan jempol pada gadis yang mulai menjauh dari pandangannya.

"Bunda Liyah mau dia!" Haliyah sontak menutup mulutnya, dia menundukkan kepalanya saat dirinya menjadi bahan tontonan orang-orang.

Gadis itu berlari cepat, sembari menutup wajahnya dengan hijab yang di pakainya. "Malu bunda," lirihnya.

_

"Liyah!"

"Liyah, ke mana tuh anak." Wanita parubaya itu berkacak pinggang. Berjalan ke arah nakas mengambil satu bok berisi kue coklat.

Mas Rid! Nikah, yuk?  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang