Gadis mungil berpakaian putih abu dengan kerudung di sangkutkan ke dua bahunya, berjalan dengan gontai.
Baju putihnya kotor karena tiba-tiba mobil yang melintas di sebelahnya, tidak sengaja melintas di jalan lobang berisi air dan akhirnya, air itu mengenainya tubuhnya.
"Heh, baju gue. Kotor!"
Haliyah berdecak pinggang di sisi jalan, untungnya sekarang waktunya pulang. Kalau pagi hari mungkin dia akan mengejar mobil itu sampai dapat dan menyuruhnya membelikan baju untuk menggantikan bajunya yang kotor.
Tangan gadis itu membersihkan noda coklat di bajunya tapi nihil tidak bisa. Matanya berkaca-kaca dan mulai merengek sepanjang jalan.
"Bunda, baju Liyah kotor."
Gadis itu menyerka air matanya, tangan satu lagi mengusap perutnya yang berbunyi dari tadi.
"Perut kenapa lo bunyi di waktu engga tepat, sih."
Gadis itu menghentakkan kakinya, kesal. Perutnya tidak bisa di ajak kerja sama sekarang, gadis itu malu jika harus mampir ke tempat makan dengan keadaan seperti ini.
Nanti di sangka mau ngemis 'kan gila.
Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Engga, engga. Sutt ... jangan ya gue malu nanti gue di sangka gembel lagi. Ishh, engga banget."
Perutnya kembali berbunyi terpaksa dia mampir dengan keadaan kotor seperti ini. Gadis itu masuk ke dalam tapi tiba-tiba ada yang menghadangnya dari depan.
"Maaf, rumah makan ini tidak menerima pengemis untuk masuk."
Haliyah terdiam, kena mental langsung dia. Matanya berkaca-kaca, apa yang dia pikirkan
bener dia di sangka gembel."Hua, Mas saya bukan gembel."
Mas bertopi itu tertawa kecil. "Dari penampilan Adek aja, udah keliat adek gembel."
Haliyah melihat keadaan tubuhnya, lalu meringis. Ternyata penampilannya sekarang mirip dengan gembel, menyedihkan.
Gadis itu menghentakkan kakinya, Mas bertopi menggelengkan kepalanya.
"Gembel kok engga ngaku, aneh."
Haliyah berdecak pinggang sepanjang jalan, mulutnya bergumam tidak jelas. Memberi sumpah serapah untuk pengemudi di dalam mobil tadi.
"Hua, awas kalau ketemu lagi sama mobil itu. Gue kasih ikan asin biar bau tuh mobil, sebel."
Haliyah menghentakkan kakinya. "Kalau pengemudi perempuan, gue bakal minta dia tangungjawab beliin gue baju sekolah. Kalau laki-laki gue jadiin suami."
Suara petir terdengar, gadis bernama Haliyah itu terkejut bukan main. Perkataannya di jawab oleh petir, Haliyah meringis ngeri.
"Eh, engga jadi. Delete, delete engga jadi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Rid! Nikah, yuk? (End)
Espiritual|Follow akun sebelum membaca| Insyaallah, konflik ringan! Apa jadinya jika, seseorang gadis mungil mengajak laki-laki yang umurnya jauh di atasnya menikah? Tentang laki-laki bernama Ridwan Alamsyah, yang tiba-tiba dibuat terkejut oleh seorang gadis...