Haffa Haffi

3.8K 158 1
                                    


Sudut bibirnya terangkat keatas, matanya berkaca-kaca tak kala menatap buah hatinya yang tertidur pulas di pangkuannya.

Putrinya sudah berada di rumah setelah beberapa hari berada di rumah sakit, sekarang putrinya sudah sehat. Haliyah sangat bahagia, semua orang menantikan kepulangan putri kecilnya.

Ridwan juga ikut tersenyum  sembari mengendong putranya. Laki-laki itu terus menatap putrinya yang terlelap dengan tenang.

"Namanya siapa, Mas?" tanya Kila seraya mengambil keponakannya di tangan Ridwan.

"Aduh, ganteng banget." 

Mata keduanya saling menatap lalu tersenyum. Sebuah nama yang sudah mereka siapkan jauh-jauh hari untuk kedua putra-putrinya.

"Haffa."

"Haffi."

Haliyah mengangguk setuju dengan nama itu. "Kepanjangannya, Mas."

"Haffizah Almaisyah Maharani."

"Rafasya Haffa Ridwandi."

Kedua nama itu  di ambil dari nama orang tuanya, anak laki-laki di awali huruf R sama seperti Ridwan sedangkan anak perempuan mengikuti Haliyah.

"Nama yang cantik." Kila mengangguk menyetujuinya.

"Halo, ini Haffi. Anak Umma yang paling kuat." Haliyah suara anak kecil, ia berdoa supaya kedua putra putrinya bisa sehat selalu, menjadi anak yang cerdas, berbakti dan tentunya paham agama.

"Ini Haffa,  Tante."

Kila menyerahkan kembali Haffa kepada Ridwan, kali ini ia mendekati Haliyah yang sedang duduk di pinggir ranjang. "Pengen." Kila mengulurkan tangannya.

Haliyah dengan hati-hati memindahkan putrinya ke tangan Kila. Haffi bergerak kecil, seperti merasa terganggu.

Kila langsung tersenyum saat keponakannya bangun, gadis itu sangat antusias saat melihat ponakannya membuka mata.

"Dia bangun, Li."

Haliyah mengangguk. Putri tampak nyaman berada di Kila, tidak menangis sama sekali.

"Kayak Mas Rid semua. Kamu engga kebagian apa-apa, Li."

Haliyah tertawa, memang kedua putra putrinya sangat mirip dengan suaminya apalagi Haffa seperti pinang di belah dua.

Ridwan yang sedang menggendong Haffa, merasa ada yang basah di tangannya. Kemudian Haffa menangis. "Dek."

"Iya, Mas."

"Haffa pipis." Ridwan langsung menidurkan putra di atas ranjang.   Dengan cepat Haliyah mengambil popok yang ada di sebelahnya dan mengganti yang basah dengan yang baru.

"Udah engga takut?" tanya Kila.

Haliyah tersenyum. "Masih takut, tapi gimana lagi. Mas Rid mana berani, suruh Bunda takut ngerepotin."

Kila mengangguk membenarkan, ia juga ingin belajar tentang semua ini. Supaya nanti ia tidak takut jika memiliki anak, Haliyah langsung menyusui Haffa supaya tidak menangis.

Ponsel milik Ridwan berdering, ia langsung mengambilnya. Ternyata sebuah panggilan masuk dari Dave, ia langsung mendekatkan ponselnya ke telinga saat ia menerima panggilan tersebut.

"Iya, walaikumsalam."

Ridwan meletakkan lagi ponselnya di atas nakas. "kayaknya Dinda sama Dave akan kemari."

Haliyah mengangguk, ia tidak sabar akan bertemu putri kecil Dinda. Setelah Haffa selesai menyusu, Haliyah meletakkan Haffa di atas ranjang.

"Jagain dulu, Kil. Liyah mau mandi dulu."

Mas Rid! Nikah, yuk?  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang