Lamaran

5.2K 255 0
                                    

"Jika kamu mencintai seseorang, Biarkanlah dia pergi, Jika dia kembali berarti dia milikmu, Namun ... Jika dia tidak kembali ketahuilah bahwa dia bukan milikmu."
-Ali Bin Abi Thalib-

" -Ali Bin Abi Thalib-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Haliyah terdiam kaku, dadanya begitu sakit. Apakah ini akhir dari perjalanan mencari cinta sejatinya,  laki-laki yang diharapkan olehnya jelas-jelas bukan jodohnya.

Gadis itu menyerka air matanya, memutuskan untuk pergi meninggalkan Fika yang tengah sibuk mencari dirinya.

Haliyah menghela napas panjang, dia meraih ponsel pintar miliknya di tas. Mengetikkan sesuatu pada sahabatnya, memberi tahunya kalau dia pulang terlebih dahulu.

|Fik, gue duluan perut engga bisa di ajak kompromi  kayaknya maag gue kambuh deh.|

Haliyah menyimpan lagi ponselnya kembali setelah mematikan data, gadis itu memilih menyendiri. Meratapi kesedihannya seorang diri, dia begitu naif mencintai sosok yang tidak mencintai dia bahkan membales perasaannya pun enggan. Haliyah tau, laki-laki itu paham agama tapi setidaknya jangan beri ucapan yang membuat hatinya teriris luar biasa. Dia hanya wanita lemah, wanita yang ingin mencari sosok seperti laki-laki tersebut. Paham agama, sayang kepada orang tua dan bisa membimbingnya  ke jannah tapi sayang angannya terlalu tinggi. Asanya andamkaram begitu saja, menyisakan pilu yang berlebih.

Haliyah mengaku salah, mengapa dia memberikan seluruh perasaannya pada orang yang bukan di takdirkan untuknya. Mengapa begitu gampang menaruh hati, hingga lupa bahwa yang menciptakan dirinya cemburu karena mencintai makluk ciptaannya berlebihan.

Gadis itu menutup pintu kamar setelah sampai, menjatuhkan tubuhnya. Tangannya menyerka airmata di pipinya, salah semua ini salah.

Haliyah memutuskan untuk berwudhu, air yang membasuhi mukanya membuat perlahan-lahan hatinya lega dan sholat ashar.

"Assalamu'alaikum wa rahmatullah."

Haliyah menadahkan tangannya ke atas, airmatanya bercucuran sejak tadi. "Astagfirullah, Ya Allah yang Maha tau atas apa yang ada di hatiku. Maafkan hambamu yang lalai dan seakan-akan lupa bahwa dia adalah milikmu, hamba lupa engkau Maha membolak-balikan hati manusia dan hamba salah karena terlalu berharap pada makhluk ciptaanmu. Hamba malu, terang-terangan menginginkan dia yang hamba tidak tau dia pantas tidak untuk hamba. Jika rasa sakit ini adalah teguran darimu hamba ikhlas, hamba salah. Hamba lupa engkau yang menciptakan dia dan harusnya hamba meminta padamu layaknya Zulaikha yang meminta Nabi Yusuf lalu engkau dekatkan. Tapi hamba malah astagfirullah ... YaAllah, jika memang dia jodoh hamba tolong dekatkan kalau tidak tolong gantikan yang lebih baik darinya. Hamba serahkan hati hamba padamu, hamba percaya dengan takdirmu ...." Haliyah menutup wajahnya dengan tangan dan pasrah dengan apa yang di takdirkan untuknya.

__

Ridwan tersenyum kecil saat sang Bunda membenarkan pakaian yang di kenakannya sekarang. Hari ini telah tiba, hari di mana laki-laki itu mengikat kuat sosok perempuan yang insyaallah beberapa hari setelah lamaran akan menjadi istrinya hingga akhir hidupnya di dunia.

Mas Rid! Nikah, yuk?  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang