___HAPPY READING___
.
.
.
___________Alfin membawa Ania ke dalam rooftop, tempat yang sangat sepi dari jangkauan seluruh murid. Cowok itu menghempaskan tangan Ania begitu saja sampai membentur kursi cukup keras.
'dukkk'
Sontak saja Ania meringis nyeri. Ini benar terasa nyeri, bukan hanya kebohongan untuk mendapatkan perhatian dari Alfin.
"Awsss," ringis Ania.
Alfin tidak memperdulikan itu. "Lo tau apa yang paling gue benci?!" tanya Alfin dengan pelan namun terdengar sangat mengerikan ditelinga.
Ania mengangguk pelan.
"TERUS KENAPA LO TEMUI DIA!" bentak Alfin.
Ania tersentak, bukan kali ini saja Alfin membentaknya. "Aku nggak sedikitpun temui dia!"
"Terus tadi apa?!"
"Aku nggak tau Al, dia yang nyamperin aku dulu!"
"Lo gatel banget ya jadi cewek! Gue udah liat semua kejadian lo barusan. Dan gue liat, nggak ada sama sekali penolakan dari lo!"
"Kalo lo liat semua, harusnya lo tau awal kejadian bukan karena gue!" tegas Ania dengan mata yang kembali berkaca-kaca.
"Seandainya gue nggak dateng tadi, pasti lo masih tetap di sana sama Gio!" ucapnya penuh penekanan
Ania menatap mata Alfin tidak percaya. "Kenapa sih Al? KENAPA SIFAT LO SANGAT LABIL SEPERTI ANAK KECIL!!"
"Gue nggak labil sialan. Lo yang terlalu maksa gue!"
"Lo emang labil, sangat labil!"
"Dimana Alfin yang dewasa semalam? Kenapa sekarang sifatnya berubah seperti anak kecil?!"
"Nggak usah ngebahas gue!" tekan Alfin.
"Terus mau lo apa? LO MAU BAHAS TENTANG KEHIDUPAN GUE YANG SAMA SEKALI BELUM PERNAH MERASAKAN KASIH SAYANG SEORANG AYAH?!" bentak Ania prustasi. Dia sudah cukup sabar menghadapi Alfin yang terus-terusan menuduh dia berselingkuh dengan Gio.
Padahal Gio sendiri mendekati Ania karena benci, bukan seperti dugaan Alfin.
Alfin terdiam, pertanyaan yang selalu berputar diotaknya terjawab dengan sendirinya sekarang. "Gue nggak tau," ucap Alfin yang sudah menurunkan emosinya.
"Lo emang nggak pernah tau. YANG LO TAU CUMA NYURUH GUE JAUHI GIO, YANG MEMANG NGGAK PERNAH DEKAT SEKALIPUN!!"
Lagi-lagi Alfin terdiam tidak berkata-kata.
"Kenapa diam? Baru tau sekarang?!" tanya Ania dengan air mata yang masih dia tahan.
"Gue harap secepatnya sifat labil lo hilang perlahan!" ucapnya lagi sebelum akhirnya beranjak pergi keluar dari rooftop.
___ANBELIN___
Bella, Abi, Loka. Ketiganya berjalan masuk ke dalam kantin menuju kursi paling belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANBELIN
Teen Fiction[Follow akun penulis dulu sebelum baca] Ania Octavian, gadis yang kerap disapa Ania itu identik dengan senyum yang manis. Tetapi siapa sangka, senyum itu ia tunjukkan hanya untuk tipuan belaka. Kehidupan Ania sangat berbanding terbalik dengan senyum...