___HAPPY READING___
.
.
.
_____________Pagi sekali Alfin bergegas turun dari dalam kamarnya menuju ruang makan. Dia menghampiri Sinta-Bundanya yang sedang menata makanan dimeja makan.
Sinta terkejut, melihat Alfin yang sudah duduk dimeja makan. Dahinya menyirit heran, tumben sekali anaknya bangun sepagi ini?
"Udah bangun? Tumben, biasanya Bunda yang bangunin kamu setiap hari," sindir Sinta.
"Ada hal penting yang harus Alfin urus pagi ini."
"Hal penting apa?"
Alfin enggan menjawab ucapan Sinta, dia mengambil satu roti di depan dan langsung melahapnya tanpa olesan selai sekalipun.
"Alfin! Urusan apa?" tanya Sinta sambil menatap tajam ke arah anaknya.
"Ada lah. Bunda nggak perlu tau," jawab Alfin.
Sinta menghela nafasnya panjang. "Jangan macam-macam kamu Al, inget kalau kam___"
"Iya-iya, nggak usah dibahas. Alfin cuma mau urusin seminar osis." Jawab Alfin cepat memotong ucapan Sinta.
"Ya udah, makan dulu."
Alfin menggeleng, kakinya melangkah menuju rak piring mengambil wadah bekal dan menaruhnya di depan Sinta. "Bunda siapin bekal buat Alfin."
"Kenapa gak makan di sini aja?" tanya Sinta mengambil bekal itu, menaruhnya satu centong nasi dan beberapa lauk yang dia masak.
"Nggak sempat, keburu telat."
"Ya udah nih, jangan lupa dimakan." titah Sinta sambil menyerahkan kotak bekal kuning bergambar Spongebob di depan anaknya. "Inget, bunda gak ke kantor hari ini, dan kamu jangan berani-beraninya pulang telat!"
Alfin memutar bola matanya malas. "Iya, nggak akan telat!" ucapnya penuh penekanan.
Sinta terkekeh pelan melihat raut wajah Alfin yang sudah suram.
"Alfin ke atas dulu Bun." pamitnya membawa bekal menuju ke kamar untuk mengambil tas dan beberapa map penting.
Serasa semua perlengkapan sekolah sudah dia bawa, buru-buru Alfin berjalan kembali menuruni tangga dengan cepat.
Saat kakinya menginjak tangga terakhir, terlihat di meja makan sana Sinta dan Derta yang tengah menyantap makanan pagi sambil sesekali melempar pembicaraan. Alfin menghampirinya.
"Alfin langsung berangkat Yah Bun," pamitnya pada keduanya.
Derta-ayah Alfin menoleh ke arah anaknya. "Tumben sepagi ini?"
"Ada urusan penting," jawabnya singkat.
"Ya udah, hati-hati yah sayang." ucap Sinta sambil mencium kedua pipi anaknya.
Alfin mengangguk. Dia meraih tangan Sinta, menciumnya kilas dan beralih ke arah Derta.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab keduanya kompak.
___ANBELIN___
KAMU SEDANG MEMBACA
ANBELIN
Teen Fiction[Follow akun penulis dulu sebelum baca] Ania Octavian, gadis yang kerap disapa Ania itu identik dengan senyum yang manis. Tetapi siapa sangka, senyum itu ia tunjukkan hanya untuk tipuan belaka. Kehidupan Ania sangat berbanding terbalik dengan senyum...