___HAPPY READING___
.
.
.
__________"Ania lo kenapa?" tanya Bella panik yang masih berada didalam mobil.
Pasalnya, Ania keluar dari rumah sambil terisak, setelah bertemu dengan mamahnya.
Ania menggeleng, dia memasang sabuk pengaman. "Bawa gue pergi jauh dari sini, Bell." pinta Ania dengan suara serak.
"Masalah apa lagi, An?"
"Bawa gue pergi!"
"Gue nggak bisa bawa lo pergi tanpa gue tau permasalahannya!"
Ania menoleh kearah Bella. Dia melepas sabuk pengamannya dengan kasar. "Kalau lo nggak mau bawa gue pergi! Gue akan pergi sendiri!" Ucap Ania, dia langsung keluar dan berlari menjauh dari mobil Bella.
Bella memukul stir mobilnya dengan kesal. Dia bergegas keluar, mengejar Ania yang belum terlalu jauh.
"Ania tunggu gue!" Teriak Bella.
Ania tidak menghiraukan ucapan Bella, dia terus berjalan cepat.
"Jangan seperti anak kecil yang setiap ada masalah selalu menghindar!"
Sontak ucapan Bella tadi berhasil membuat langkah Ania terhenti, dia berbalik badan menatap Bella dengan raut yang sulit dimengerti. "Masalah mana yang udah gue hindari, hah?!"
"Masalah dengan gue! Kenapa sih setiap ada masalah lo nggak mau cerita sedikitpun ke gue?! Lo anggap gue apa?!"
"Stop! Jangan tambah lagi derita gue! Gue udah muak dengan persoalan masalah!"
Bella tertawa kilas. "Muak? Bahkan sekarang lo sendiri yang nambah masalah itu!"
Ania memejamkan matanya erat sambil menghela nafasnya gusar. Dia menatap Bella tanpa berkedip pun. "Mau lo apa?!" tanyanya penuh penekanan.
"Mau gue? gue mau jadi orang pertama yang mendengar keluh kesah lo!"
___ANBELIN___
Alfin menatap arjoli yang melingkar ditangannya. Sudah lama dia menunggu jawaban dari Jun, tetapi cowok itu enggan membuka suaranya sama sekali.
Kali ini kesabaran Alfin sudah habis. Dia mengebrak meja dengan sangat keras.
'brakk'
Baik Jun mau pun Hasna, mereka sama-sama tergelonjak sangkin kagetnya.
"Sabar kak," peringat Hasna pada Alfin.
Alfin menatap tajam Jun. "Jawab pertanyaan gue sekarang!" ucap cowok itu penuh penekanan.
Jun hanya menatap Alfin kilas tanpa minat dan rasa takut sedikitpun.
"JAWAB! SAMA SIAPA AJA LO UDAH BERSEKONGKOL NYURI UANG DI KELAS?!"
Jun tetap diam.
Alfin yang melihat Jun hanya diam pun menggeram kesal. "Hasna. Matikan lampu, tutup semua jendela dan kunci pintu rapat-rapat!" titahnya galak.
Hasna mengangguk dan langsung bergegas mengerjakan perintah dari ketos.
Seketika ruangan menjadi sangat gelap. Alfin berdiri, matanya tetap menyorot tajam mangsa didepannya. "Jawab gue atau lo akan terjebak dipermainan gue!"
Rupanya Jun masih enggan membuka suaranya sama sekali.
"Lo diam, gue anggap iya!" Tegas Alfin seraya memberi perintah ke Hasna agar meninggalkan tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANBELIN
Teen Fiction[Follow akun penulis dulu sebelum baca] Ania Octavian, gadis yang kerap disapa Ania itu identik dengan senyum yang manis. Tetapi siapa sangka, senyum itu ia tunjukkan hanya untuk tipuan belaka. Kehidupan Ania sangat berbanding terbalik dengan senyum...