___HAPPY READING___
.
.
.
______________
Alfin meng-klakson mobilnya berkali-kali di depan rumah Ania berharap seseorang dari dalam membukanya. Tetapi nihil, tidak ada jawaban sama sekali, dia menghela nafasnya panjang. Dengan terpaksa Alfin turun dari mobil mendekat kearah gerbang yang menjulang tinggi.
"Gak dikunci?" gauman Alfin saat melihat gerbang rumah ceweknya tidak terkunci sama sekali, padahal dari luar keadaan rumah Aldi sangat sepi.
"Kenapa pada teledor? Kalo ada maling masuk gimana?" ricaunya sendiri.
Alfin mengunci mobilnya terlebih dahulu sebelum beranjak masuk ke dalam latar rumah Aldi, dia berjalan mengendap-endap takut jika seseorang melihatnya, mengira dia maling.
Ketika sampai di depan pintu utama, entah mengapa mendadak menjadi takut sendiri saat membayangkan raut wajah Aldi yang menyeramkan. Alfin mengintip terlebih dahulu dari balik celah jendela yang sedikit terbuka, dia melihat Aldi juga Anita yang sedang duduk di sofa dengan Aldi yang fokus menatap layar laptop.
Dengan ragu Alfin mulai mengetuk pintu rumah dengan pelan.
'tok tok tok'
Ketukan pertama tidak ada jawaban. Alfin belum menyerah, dia akan mencoba untuk yang kedua kalinya dengan keras.
'tok tok tok'
Seketika suara berat dari Aldi terdengar ditelinganya.
"Iya sebentar," ucap Aldi dari dalam rumah.
Alfin menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan, bersiap untuk menerima serangan mental kata-kata kasar dari Aldi.
'ceklek'
Pintu rumah terbuka lebar-lebar menampakkan sosok Aldi yang berdiri tegap tanpa ekspresi wajah apapun.
"Ngapain kamu malam-malam datang ke rumah saya?" tanya Aldi tajam.
"Maaf om menganggu, saya cuma ingin bertemu dengan Ania." jawab Alfin.
"Anak saya sedang belajar. Jangan ganggu konsentrasi dia, lebih baik kamu pulang saja!" usir Aldi tidak perduli.
"Tapi saya ada keperluan penting sama dia, Om."
"Keperluan penting apa? Pacaran?!"
Anita yang sedang menonton tv tiba-tiba mengerutkan keningnya saat mendengar suara keras dari suaminya. "MAS ADA SIAPA?" teriak Anita dari ruang keluarga.
"Bukan siapa-siapa," jawab Aldi sedikit berteriak.
"Bukan siapa-siapa kok nggak balik-balik." lirih Anita heran.
"Maaf om tapi saya benar ada keperluan penting sama Ania." ucap Alfin lagi.
"Saya tidak perduli dengan urusan pentingmu itu, anak saya tidak mau diganggu dan kamu lebih baik pulang saja!" usir Aldi.
"Tapi om__"
'brakk'
KAMU SEDANG MEMBACA
ANBELIN
Teen Fiction[Follow akun penulis dulu sebelum baca] Ania Octavian, gadis yang kerap disapa Ania itu identik dengan senyum yang manis. Tetapi siapa sangka, senyum itu ia tunjukkan hanya untuk tipuan belaka. Kehidupan Ania sangat berbanding terbalik dengan senyum...