6

1.1K 237 194
                                    

___HAPPY READING___
.
.
.
____________

Sudah 30 menit lebih Ania menunggu Alfin di halte depan sekolah, tetapi pria itu tak kunjung datang. Padahal hari sudah akan menjelang sore, entah kenapa cuaca saat ini kurang mendukung semangat gadis yang memang sudah lesu.

Ania memeluk tasnya kuat-kuat saat merasakan udara sejuk menancap di kulitnya, rintik gerimis mulai turun dibarengi dengan suara petir yang menggemuruh.

Seiring berjalannya jarum jam, hujan mulai deras mengguyur kota Jakarta, para pengendara berhamburan menepikan motornya untuk berteduh.

Hanya Ania sendirian yang berada di halte, dia menatap jam yang melingkar ditangannya. Ini sudah pukul empat sore, Ania tidak bisa lagi menunggu Alfin yang entah di mana keberadaannya.

Sebelum benar-benar pergi, Ania mengirim pesan untuk Alfin yang terakhir kalinya.

Alfin
Terakhir dilihat hari ini pukul 10:30

15:05
Alfin?
Kamu dimana?
Aku nunggu di halte depan sekolah.

15:30
Kamu udah pulang?
Aku masih nunggu loh didepan sekolah.

15:45
Plis, balas
Udara disini dingin Al.

15:55
Al kamu bener udah pulang?
Kalo emang iya, aku juga mau pulang
Apa kamu masih marah sama aku soal tadi?
Aku bener-bener nggak maksud bentak kamu.
Aku kelepasan Al, maafin ya?

16:00
Al, aku beneran mau pulang.
Kamu nggak usah temui aku di halte lagi.


Ania menghela nafasnya panjang saat melihat pesan itu hanya berceklis satu.

Dengan perasaan tidak tenang, Ania mulai melangkahkan kakinya ke guyuran hujan yang mengguyur dari atas genteng halte, tidak ada jalan lain untuk sampai ke rumahnya terkecuali berlarian menerobos hujan.

Jarak rumah dengan sekolahnya juga lumayan jauh, membutuhkan waktu setengah jam lamanya untuk berjalan kaki.

Disaat Ania sudah melangkah maju ke tepi jalan raya. Sebuah motor melaju kencang dari arah belakang.

'brummmm'

'craktttt'

Tubuh Ania basah, terkena cipratan dari motor yang melintasnya dengan sangat kencang. Dia hendak marah, tetapi melihat siapa pengendara motor itu membuat hatinya terenyuh sesak.

"Alfin," lirih Ania terkejut.

"Alfinnnnn, tunggu!" teriaknya seraya berlarian mengejar motor Alfin yang sudah melaju jauh didepannya.

"Alfinnnnn, plies berhenti!"

"Al, berhenti!"

"ALFINNNNNNN!" teriak Ania untuk yang terakhir.

Dia tidak sanggup lagi mengejar motor cowok itu yang sudah melaju jauh. Ania memeluk tubuhnya sendiri, baju yang ia pakai sudah basah kuyup yang menambah rasa dingin berkali-kali lipat.

ANBELINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang