.
.
.
___________Jam istirahat pertama mengalun nyaring di setiap penjuru sekolah. Dua sijoli sepasang kekasih yang sedang berkasmaran duduk bersebelahan di kursi taman belakang.
Keduanya saling diam, memfokuskan diri pada buku didepannya masing-masing. Abi, Loka dan Bella juga berada di sana. Mereka sama-sama memfokuskan diri pada buku tebal, bedanya ketiga orang itu duduk diatas rerumputan.
"Ck, soal yang ini rumusnya mana sih? Dari tadi bolak balik buku nggak ketemu-ketemu." gerutu Abi kesal.
"Kalau dibolak-balik doang mana bisa ketemu. Harus dibaca bodoh!" Sewot Bella sambil menonyor keras kepala Abi yang berada disebelahnya.
"Kepala gue aja ditonyor terus, gimana nggak geser coba?" Kesal Abi.
"Otak lo emang udah geser dari lahir!" Timpal Loka.
"Heh. Bisa diem gak?!" Kesal Ania dengan mimik wajah galak.
"Gimana gue bisa diem kalau kalian udah tau jawabannya tapi nggak kasih tau gue!" Sewot Abi ke Ania yang seketika mendapat pelototan mata dari Alfin.
"Bisa santai nggak?!" Tanya Alfin tajam.
Abi menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal. "Sorry, habisnya kalian sih nggak bagi-bagi jawaban. Kita kan kelompok, harusnya yang udah dapat jawaban kasih tau ke anggotanya yang lain!" jelas Abi panjang lebar.
Keempat orang yang berada di sana hanya memperhatikan Abi tanpa ekspresi wajah apapun. Pasalnya diantara mereka semua, hanya Abi yang memiliki standar otak pas rata-rata.
"Udah? Ceramahnya udah?" tanya Alfin.
Abi mengangguk sambil cengengesan. "Bisa bagi jawabannya sekarang gak?"
"Gak. Lo harus mikir dulu nomer lima, kalau udah gue kasih tau nomer yang lain." titah Ania.
"An, tolong dong. Otak gue lagi kena limit, jadi susah dapet sinyal!" Ngeles Abi.
"Heh! Lo kira otak lo jaringan wifi?!" kesal Bella, dia cukup waras buat nggak ngerespon ucapan Abi. Tapi lama kelamaan tetap kesal juga akhirnya.
"Bell, jangan mentang-mentang lo pinter lupa bersedekah sama yang dibawah!" balas Abi lagi.
Loka mendekat kearah Abi. Dia menarik kerah bajunya yang membuat nafas Abi tercekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANBELIN
Teen Fiction[Follow akun penulis dulu sebelum baca] Ania Octavian, gadis yang kerap disapa Ania itu identik dengan senyum yang manis. Tetapi siapa sangka, senyum itu ia tunjukkan hanya untuk tipuan belaka. Kehidupan Ania sangat berbanding terbalik dengan senyum...