___HAPPY READING___
.
.
.
___________Baru saja Ania menepakkan kaki diambang pintu masuk apartemen, dia sudah disuguhi ketiga temannya yang sedang duduk di sofa dengan Alfin. Terlihat disana mereka yang sepertinya baru pulang dari sekolah, terkecuali Bella. Karena cewek itu sendiri izin tidak berangkat ke sekolah, menemaninya saat demam tadi pagi.
Abi yang tidak sengaja melihat Ania pun berteriak heboh. "Nah tuh dia baru pulang." tunjuknya pada Ania yang masih berdiri didepan pintu. "Habis kemana lo? Lama amat perginya."
Ania melepas sepatu yang ia pakai dan menaruhnya di rak, dia berjalan mendekat kearah mereka. "Gue habis keluar sebentar." Ucapnya yang terdengar cuek.
Sontak Loka yang tengah bermain game, menolehkan Pandangannya, dia menangkap kresek yang Ania bawa. "Bawa apa tuh?" tanyanya penasaran.
Ania menatap kreseknya kilas. "Oh ini, tadi gue beli obat diare di apotek," ucapnya berbohong.
"Kenapa gak minta tolong beliin sama aku?" tanya Alfin.
Bella memutar bola matanya malas, dia menghembuskan nafasnya kasar, membuang pandangannya kearah lain.
"Pengin aja beli sendiri." Ania melangkahkan kakinya berjalan masuk kedalam kamarnya, mengumpatkan obat tadi dan bergegas keluar kembali.
"Pelajaran fisika ada pr loh," ucap Abi pada Bella yang masih terdiam.
Cewek itu menoleh kearah Abi kilas. "Bagi soalnya, kirim di WA gue," pintanya.
Ania yang baru keluar dari kamar, langsung mendudukan tubuhnya disebelah Abi.
Melihat kehadiran Ania membuat Bella membuang kembali pandangannya. Jangan lupakan persoalan dirumah Ania tadi, karena Bella masih marah dengan cewek itu.
Abi menatap Bella dan Ania secara bergantian. Dia menjadi pembatas antara keduanya, sedangkan Alfin dan Loka duduk di karpet bawah. Karena kedua cowok itu tengah asik bermain PS.
Abi mengerutkan keningnya, tumben sekali kedua sahabat itu tidak saling bicara.
"Kalian kenapa?" tanya Abi curiga.
"Lo nanya sama siapa?!" Ketus Bella dengan pandangan yang masih sama.
"Ya sama kalian berdua!"
"Emang gue kenapa?!" tanya Ania balik.
"Kalian lagi ada masalah apa gimana si ini? Jawabannya ketus bener!"
"Gak!" Jawab Ania dan Bella kompak.
Refleks Abi langsung menutup kedua telinganya menggunakan tangan. "Fiks, kalian gak waras!" Ketus Abi.
"Jam berapa si ini, kok kalian udah pada pulang?" tanya Ania mengalihkan pembicaraan.
"Guru lagi rapat makanya pulang cepat." jawab Loka dengan pandangan yang masih fokus ke layar PS.
Abi mengarahkan pandangannya ke arah Ania saat ia teringat sesuatu. "An, kata Alfin lo tadi sakit?"
Ania mengangguk samar.
"Mana, gak panas." ucap Abi saat telapak tangannya menyentuh jidat Ania.
Ania menurunkan tangan Abi dari jidatnya dengan pelan. "Sekarang udah sembuh." jawabnya asal, padahal sendari tadi dia masih menahan rasa sakit di kepalanya.
"Emang kalau sakit harus panas?!" cetus Bella.
Abi melirik sinis Bella. "Sensi banget jadi cewek!"
"Gue nggak sensi ya. Emang bener kok, orang sakit nggak harus panas. Kayak orang sakit jiwa contohnya!" Sewot Bella menekan ucapan terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANBELIN
Teen Fiction[Follow akun penulis dulu sebelum baca] Ania Octavian, gadis yang kerap disapa Ania itu identik dengan senyum yang manis. Tetapi siapa sangka, senyum itu ia tunjukkan hanya untuk tipuan belaka. Kehidupan Ania sangat berbanding terbalik dengan senyum...