18 UNTUK ANIA

984 75 39
                                    

Lupain dulu tentang Alfin dan Bella, kita fokus sama Ania, oke??

Baca hati-hati dan cermati dengan baik ya...

Udah siap? Kalau udah jangan lupa baca bismillah terlebih dahulu, heheh.

___HAPPY READING___
.
.
.
____________

Seorang wanita mendatangi kantor polisi dengan pakaian formal serba hitam. Dia melangkah menuju pintu utama yang kehadirannya langsung disambut oleh beberapa polisi yang bertugas di depan.

"Selamat siang." sapa wanita itu penuh kesopanan pada polisi.

"Selamat siang. Ada yang bisa kami bantu?"

Wanita itu mengangguk, melepas kacamata hitamnya dan berbicara. "Saya ingin menemui ibu Anita Aprilia."

Polisi menatap wanita itu kilas, kemudian menunjuk sebuah tempat yang biasanya disebut tempat besuk. "Tunggu di sana, biar saya panggilkan ibu Anita."

Lantas saat mendapat perintah, wanita itu langsung berjalan lebih masuk lagi menuju ruangan yang disiapkan oleh polisi, dan duduk dikursi sana.

Cukup lama wanita itu menunggu, namun yang ia dapatkan hanya kehadiran polisi tadi tanpa seseorang pun di belakangnya.

"Ibu Anita sedang tidak ingin di jenguk oleh siapapun. Jadi silahkan datangi kantor polisi dilain waktu."

Sebelum polisi itu pergi meninggalkannya, wanita itu berdiri dengan cepat, mencegahnya terlebih dahulu. "Tunggu. Bisakah bapak bujuk ibu Anita? Bilang, kalau ada seseorang yang ingin membahas masalah serius tentang keluarganya, saat ini juga."

Sebenarnya tidak ingin membantunya lagi, tetapi melihat berbagai map yang wanita itu bawa membuat pemikiran polisi itu terputar dan segera mengangguk. "Baik, akan saya usahakan." jawabnya sebelum pergi kembali pada sel tahanan, yang membuat wanita itu sedikit menghembuskan nafasnya lega.

Selang beberapa menit, sosok yang ditunggu-tunggu tiba. Anita berdiri di depan wanita itu dengan wajah dan kondisi yang dibilang sangat memprihatinkan.

Wanita itu berdiri, mejabatkan tangannya yang mendapat balasan sebuah rasa dingin dari telapak tangan Anita yang menyentuhnya.

"Ibu Anita Aprilia?" tanya wanita itu mencoba memecah sesuatu di dalam diri Anita.

Anita mengangguk. "Siapa kamu? Ada perlu apa ingin menjumpai saya?"

Wanita itu tersenyum hangat, dia mempersilahkan Anita duduk. "Saya akan berbicara banyak dengan ibu, dan saya juga sudah meminta izin ke polisi untuk memberi saya waktu yang panjang buat berbicara dengan Ibu. Jadi demi kenyamanan kita, ayo duduk terlebih dahulu."

Tanpa basa basi, Anita langsung menarik kursi di depannya tanpa gairah sama sekali. Lantas saat tidak ada yang terucap setelah lebih dari satu menit, Anita menatap wanita itu bingung.

"Ah iya... saya Aleta. Saya sekertaris almarhum Pak Aldi, suami ibu."

Mendengarnya, ada sedikit kekagetan yang tercetak jelas di wajah Anita. Karena sebelumnya, bukan sekertaris ini yang Anita kenal. "Ada perlu apa kamu menjumpai saya?"

"Maaf sebelumnya sudah menganggu waktu Ibu. Saya tidak tahu lagi harus ke mana, saya telah kehilangan arah untuk mencari seseorang. Makanya saya datang kemari untuk bertemu dengan Ibu."

"Siapa orang yang kamu cari?"

"Ania."

Hati Anita kembali berdetak sesak, ia menitihkan air matanya tanpa disadari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANBELINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang