49.

413 32 7
                                    

___HAPPY READING___
.
.
.
___________

"Dia nggak mau tanggung jawab." ucapan seseorang cewek dari arah belakang membuat cowok yang tengah duduk dikursi taman belakang sekolah menoleh ke arahnya.

"Lo terus paksa dia, biar dia percaya sama lo dan mau tanggung jawab."

Cewek itu, yang bukan lain adalah Salsa, berjalan mendekati Gio, duduk dikursi panjang sebelahnya. "Gimana caranya?"

"Gue udah coba buat yakini kalau anak yang gue kandung itu anak dia, tapi dia nggak percaya."

"Lo harus cari cara lain supaya dia percaya." titahnya menoleh ke arah Salsa.

Salsa terdiam sesaat. "Cara apa yang harus gue lakuin?"

"Lo pikir sendiri!" jawabnya ketus.

Salsa menolehkan pandangannya pada Gio dengan raut tidak percaya. "Lo bilang gue harus pikir sendiri?"

Gio mengangguk dengan santai.

"Kenapa harus gue? Kenapa bukan lo yang pikirin cara itu?!" bentak Salsa dengan raut yang sudah tidak bisa dijelaskan lagi.

"Itu bukan urusan gue!"

Mata Salsa membulat semakin menatap Gio tidak percaya dengan tangan yang mengepal erat. "Bukan urusan lo?" Tanyanya tersenyum gentir. "Setelah lo renggut harga diri gue, martabat gue sebagai seorang cewek, dan sekarang lo bilang bukan urusan lo?" Salsa menggeleng kuat. "Nggak waras lo Gi!"

"Harusnya sekarang lo yang tanggung jawab atas perbuatan brengsek lo, bukan malah gue yang ngemis-ngemis minta pertanggung jawaban sama pria lain!"

"Lo yang bodoh. Lo yang udah mau bekerja sama, sama gue yang jelas-jelas brengsek." sela Gio. "Jadi tentang bayi lo, itu bukan urusan gue buat tanggung jawab."

plakkkk

Satu tamparan mendarat dipipi kiri Gio dengan keras, Salsa lah pelakunya.

Cewek itu mengeluarkan air mata, sudah hilang harga dirinya direnggut paksa oleh cowok yang saat ini berada di sebelahnya. "LO BENER-BENER BRENGSEK GI!"

Gio mengangguk, membenarkan ucapan Salsa. "Gue emang brengsek, jadi jangan sekalipun mengharapkan buat gue tanggung jawab sama lo."

"Kalau dari awal lo emang mau ngerusak gue dengan cara ini. Harusnya lo bilang sama gue, biar gue nggak kenal sekalian sama lo!"

"Gue juga nggak nyuruh buat lo kenal sama gue!"

"TERUS APA SAMA UCAPAN LO YANG DULU DITEMPAT INI, GIO?!"

Gio terkekeh kilas mendengar bentakan itu. "Jangan panik, santai aja." ucapnya sambil menaikkan kaki kanan di atas kaki kiri.

Sontak ucapan Gio tadi mampu membuat Salsa langsung kembali menatapnya dengan marah. "Sebenarnya apa yang lo harapkan dari gue?"

"Tubuh lo."

Salsa mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lo berhasil dapetin tubuh gue." dia tersenyum miris mengerti akan hal itu. "Dan setelah ini, apa lagi yang mau lo harapin dari gue?"

Nafas Gio memburu dengan sendirinya, merasa seakan tengah direndahkan oleh Salsa. "Lanjutin, atau gue sebar video telanjang lo."

Salsa menghapus air matanya dengan cepat, dia mengarahkan pandangannya ke depan. "Sekarang gue bingung sama lo." ungkapnya tiba-tiba yang membuat Gio terdiam lama.

"Apa?"

"Apa maksud lo dari semua ini?"

"Ania."

Kening Salsa mengerut, tidak mengerti. "Maksud lo?"

ANBELINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang