___HAPPY READING___
.
.
.
___________"Ania!"
Ania yang tengah berjalan di lorong koridor dengan Alfin, menengok ke sumber suara yang barusan memanggilnya dengan keras. Di tepi lapangan sana, terlihat Bella, Abi juga Loka yang tengah berdiri, entah apa yang mereka lakukan.
Bella melambai-lambaikan tangannya memanggil Ania supaya berjalan mendekat.
"Ada apa si?" tanya Ania pada Alfin.
Rupanya cowok itu juga tidak tahu ada kerumunan apa di depan sana. "Samperin," titah Alfin yang kembali berjalan beriringan dengan Ania.
"Lama amat lo, suruh ke sini aja mikir seribu kali!" celetuk Abi menatap mereka sinis.
"Ada apa si?" tanya Ania penasaran.
Bella menunjuk satu murid yang tengah berlatih keras untuk menyiapkan anggota osis berkumpul.
Melihat itu, sontak membuat Alfin langsung tersenyum dengan sudut bibir sedikit terangkat ke atas, merasa puas dengan apa yang dilihatnya sekarang.
Ania tertawa melihat Jun yang sudah setengah mati mengambil alih menyiapkan barisan para anggota osis lainnya.
"YANG TEGAS JUANDA!" bentak pak Bram yang sudah terlihat sangat marah juga kesal dengan Jun.
Jun menunduk, dia sudah cukup lama mencoba mengambil alih barisan anggota osis yang belum juga beraturan.
"Seluruhnya siap gra~kkkk."
"HAHAHAHHAHAHAH!"
Suara gelak tawa menggema disekitar lapangan utama saat mendengar Jun yang berteriak dengan suara yang tercekat diakhir. Tidak ada belas kasihan yang mereka tunjukkan untuk membayar raut wajah melas Jun. Apa lagi Abi dan Loka, mereka sangat bersemangat menertawakan Jun paling depan.
Pak Bram menatap Jun tajam, detik berikutnya dia menjewer telinga Jun hingga membekas merah.
"Sakit pak," keluh Jun lirih.
"Diam! Jangan sedikitpun kamu mengeluh!"
"Ulangi sekali lagi. Kalau kamu masih salah, jangan harap bisa istirahat satu detik pun!" Takan pak Bram dengan tatapan maut.
Jun meneguk ludahnya susah payah. Ternyata menjadi ketua osis bukanlah hal yang mudah.
"Ikuti saya!"
"SELURUHNYA SIAP GRAK!" teriak pak Bram dengan sangat lantang.
"Seluruhnya siap grak!"
"KURANG TEGAS JUANDA!"
Jun menengok ke arah pak Bram kilas dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Seluruhnya Siap Grak!"
"KURANG TEGAS!"
"SELURUHNYA SIAP GRAKKKKK!"
"JANGAN BERLEBIHAN JUANDA!" sela pak Bram saat Jun memanjangkan kalimat akhirnya, yang terdengar seperti bocah TK yang tengah merengek manja. "Ingat kamu sedang menyiapkan barisan manusia, bukan bebek!" sambungnya yang mengundang gelak tawa para murid.
Ania menatap Alfin yang tengah tertawa puas. "Al, kasihan tau." bisiknya pelan.
"Ngapain kasihan? Dia yang udah cari masalah duluan." ucapnya sambil menatap Ania dengan tangan yang melipat di depan dada.
"Iya juga si, tapi___"
"Syttttttt, Ania coba sekali-kali lo jadi orang jahat. Nggak capek apa baik terus?" sela Bella memotong ucapan Ania.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANBELIN
Teen Fiction[Follow akun penulis dulu sebelum baca] Ania Octavian, gadis yang kerap disapa Ania itu identik dengan senyum yang manis. Tetapi siapa sangka, senyum itu ia tunjukkan hanya untuk tipuan belaka. Kehidupan Ania sangat berbanding terbalik dengan senyum...