Lanjut lagi ya...
Jangan lupa buat vote dan follow sebelum lanjut baca...
Yuk bisa yuk...
Mari kita lanjut....
Saat perjalanan pulang park lebih banyak diam dan hanya sesekali menatao jisoo. Jisoo jadi semakin merasa bersalah karena membuat park marah dengan kata- katanya tadi.
"Kamu marah ya?" Jisoo mulai berani bertanya kepada park
"Tidak, mungkin hanya sedikit lelah" jawab park
"Kamu mengantuk?" Tanya jisoo lagi
"Tidak, hanya ingin mencoba bersikap diam saja" balas park
Jisoo tau park sedang marah atau sedang kecewa mendengar kata- katanya tadi. Tapi sungguh jisoo tidak bermaksud untuk membuat park marah ataupun kecewa karena omongannya tadi.
Hanyaa saja menurut jisoo park terlalu jauh berfikirnya kalau untuk punya rumah dan sudah memikirkan soal anak sekarang padahal status hubungan mereka saja masih saling mengenal dan bukan sepasang kekasih.
Jisoo memegang tangan park dan tersenyum kepada park.
"Kenapa?" Tanya park
"Tidak hanya ingin bersandar di pundak mu, boleh?" Jisoo bertanya balik ke park
"Tentu, aku tidak akan menolak" jawab park.
Jisoo bersandar dan pura- pura tertidur untuk tau apa yang ada dipikiran park saat jisoo sedang tertidur.
"Kamu pasti lelah" ucap park yang mulai mengelus pipi jisoo.
Setelah sampai di rumah jisoo, park tidak enak membangunkan jisoo. Park keluar dari mobilnya dan mulai menggendong jisoo menuju kerumahnya.
Jennie yang melihat park menggendong jisoo langsung menyuruh nya menaruh jisoo di kamarnya
"Langsung taruh unnie dikamarnya saja oppa" ucap jennie sambil menunjukan kamar jisoo
"Makasih" singkat park
Park menidurkan jisoo dikasurnya. Tidak sengaja park melihat kartu namanya diatas meja dekat kasur jisoo
"Kamu masih menyimpannya" park tersenyum melihat kartu namanya ada dimeja kamar jisoo
"Jangan pergi, maafkan aku" jisoo bangun dan memeluk pinggang park yang duduk di sisi kasurnya
"Maaf untuk apa?, aku tidak marah kepada mu. Aku harus pulang ini sudah hampir jam sebelas malam" jawab park
"Ya sudah" jisoo membelakangi park
"Kenapa ehm..?" Park membalik tubuh jisoo
"Maafkan aku" jisoo bangun memeluk park
"Kamu tidak salah, mungkin aku saja yang terlalu berharap bisa bersama mu terus bahkan sudah memikirkan mempunyai anak darimu. Maaf ya" park mengelus punggung jisoo
"Aku bukan melarang mu untuk memikirkan masa depan. Tapi aku takut kamu kecewa saja jika nanti itu tidak terwujud" jawab jisoo
"Itu akan jadi kenyataan suatu hari nanti jika kamu yakin aku bisa membahagia kan kamu" balas park sambil menatap mata jisoo
"Aku..."
"Aku apa? Ehm" tanya park
"Aku sayang kamu" jisoo mencium pipi park lagi
"Aku bisa pingsan jisoo, jika kamu terus seperti ini" ucap park sambil memegang pipinya yang baru di cium jisoo
"Jangan ya, aku cium sekali lagi biar seimbang dan kamu tidak akan pingsan jadinya" jisoo kembali mencium pipi park yang satunya
"Makasih jisoo" park memegangi kedua pipinya.
"Hati- hati dijalan ya, datanglah pagi- pagi besok nanti aku buatkan nasi goreng kimchi yang terenak untuk mu" ucap jisoo sebelum park pulang dari rumahnya
"Baik jisoo, sekali lagi terima kasih" park masih saja memegangi kedua pipinya
Park keluar dari kamar jisoo sambil tersenyum- senyum dan memegangi terus kedua pipinya yang baru di cium oleh jisoo hari ini.
"Oppa kau kenapa?" Tanya jennie
''Habis di cium oleh bidadari" jawab park
"Unnie ku hebat bisa membuatmu melayang oppa" balas jennie
"Aku tidak melayang jennie tapi terbang ke langit ke tujuh malam ini, makasih sudah membolehkan ku mendekati unnie mu. Aku pulang dulu" jelas park
"Ok, hati- hati dijalan oppa. Ingat kau melewati jalan beraspal jadi perhatikan jalan dan jangan terus berkhayal masih ada di langit ke tujuh" jennie memperingatkan park
"Iya jennie" park keluar dari rumah jennie dan pulang kerumahnya
Tidak butuh waktu lama park sudah dirumah lisa dan langsung pergi ke kamarnya. Park hanya mengganti bajunya tanpa mencuci mukanya karena park tidak mau menghapus bekas ciuman jisoo yang ada di pipinya.
"Indah sekali hari ini, aku terus di cium oleh jisoo. Meskipun hanya dipipi aku sudah seperti melayang. Apalagi aku mencium bibirnya yang sexy itu aku bisa tidak sikat gigi dan kumur- kumur seharian karena tidak mau menghapus jejaknya" ucap park sebelum tertidur dimalam itu.
Sementara dikamar arra lisa terus saja memikirkan permintaan arra yang meminta adik bayi darinya.
"Mana mungkin aku bisa mewujudkan permintaan arra yang satu itu, aku tidak mungkin mengkhianati ruby karena ruby adalah cinta sejatiku dan aku hanya akan menikah dan jatuh cinta sekali seumur hidupku.
Aku teramat mencintai ruby tapi aku kasian kepada anakku yang kesepian ini. Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Ucap lisa sambil memeluk arra
Tiba- tiba arra menangis dan memanggil- manggil nama jennie.
"Mommy, mommy J" teriak arra sambil menangis
"Sayang, ini daddy. Jangan menangis ya. Arra ingin susu ya, daddy bikin kan ya" lisa langsung berlari membuatkan susu untuk arra di botolnya
"Mommy, mommy J" arra terus memanggil nama jennie dalam tidurnya
Lisa langsung memberikan susu dan memeluk arra.
"Jangan menangis, ini ada daddy" lisa mengelus- elus punggung arra
"Mommy, mommy J" arra masih saja menanggil nama jennie
"Sayang ini ada daddy, minum susunya ya" lisa mulai menggendong arra dan terus mengelus punggungnya
Cukup lama arra manangis hingga arra kambali tertidur karena capek menangis.
Lisa sempat panik ketika arra terus menyebut nama jennie terus- menerus. Lisa juga binggung kenapa arra terus saja menyebut nama jennie di dalam tidurnya.
Lisa kembali merebahkan arra dikasunya dan menarik selimutnya kembali dan ikut tidur bersama arra karena jam sudah menunjukan jam satu malam.
Lisa besok harus ke kantor karena ada rapat penting pemegang saham diperusahaannya bersama park juga.
Udah ya...
Lanjut besok lagi...
Jangan lupa vote dan follow ya...
Yuk bisa yuk...
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA: Istri untuk Daddy
RomanceKisah seorang anak yang mencari kebahagiaan untuk daddynya yang di tinggal mommynya meninggal karena melahirkannya. seorang anak yang cerdas dan cantik akhirnya menemukan mommy terbaik ketika sedang bermain ditaman dengan supirnya. akan kah daddynya...