#1

1.6K 55 12
                                    

Usianya baru menginjak 18 tahun,tetapi hidup dalam kesederhanaan membuat ia terus berfikir apa ia harus terus terpuruk atau maju, hidup begitu rumit yang mengharus kan ia mengambil tekad supaya dapat mengambil masa depan yang baik.

"Galang...kamu hati-hati ya di jalan, jangan lupa minum obat nya supaya kamu tidak pusing di bis...nanti kalau sudah sampai telpon bibimu, biar nanti ibu kerumah bibimu...kamu sudah menyimpan di hp mu kan?.." ucap desi dengan lembut dengan bibir penuh senyuman tetapi rasanya mata tak bisa membohongi, terlihat sayu dan ingin menangis rasanya.

Galang, rasanya baru kemarin ia menggendong anak semata wayangnya itu tapi kini ia harus pergi untuk sementara supaya bila kembali membawa kebanggaan dan kesuksesan. Laki-laki itu hanya berbekalkan beasiswa yang ia dapat serta tekad yang kuat untuk pergi ke kota melanjutkan pendidikan nya setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas dan meraih nilai yang memuaskan sehingga ia mendapatkan beasiswa, tak hanya akan melanjutkan pendidikan nya ia juga akan bekerja setiap paruh waktu di warung mie ayam pamannya di kota sekedar membantu melayani pelanggan.

Cukup untuk kebutuhan makan sehari hari dan pastinya harus berhemat.

"....ia bu nanti galang kasih kabar..." senyum galang terbit "....tapi ibu jangan buat galang khawatir ...ibu minum obat tiap hari yahh kalau ibu ngerasa cape ibu nggk usah kerja" omelan dari mulut galang selalu membuat desi tersenyum ia sangat sayang pada anak satu satunya itu ia hanya mempunyai galang di hidupnya, desi hanya sendirian galang yang penurut, galang yang selalu menjaganya tak kan ia biarkan putra nya selalu menerima cemoohan orang lain hanya karena kesalahan yang ia perbuat di masa lalu, tak akan pernah.

Bus sedang bejalan menuju kota ia harus segera meminum obat anti mabuk perjalanan, benar kata ibunya ia harus meminumnya ia kan tidak pernah sekalipun merasakan perjalanan jauhbisa saja ia meraskan pusing kan?

Cukup lama butuh empat atau lima jam perjalanan yang harus di tempuh.

Galang merasa sangat bosan di bis, ahhh ia lupa ia kan di belikan handphone oleh ibunya untuk sekedar melepas rindu jika sudah di kota.

"Hmmm ..apa aku harus telpon ibu sekarang?" gumamnya sungguh ia sangat bosan. Tapi ia ingat sesuatu berapa uang yang ibunya punya untuk membeli handphone ini pasti ibu menguras habis tabungan nya walaupun bukan keluaran terbaru dan mewah tentunya rasa syukur itu selalu menyertai, ia hanya menghela nafas "nanti sajalah..." gumamnya, ia sedikit pusing sekarang ohhh... ya ampun dasar kampungan ini baru sekali dalam hidupnya pergi ke kota.

Pukul 7 malam ia sampai di terminal rasanya seperti banyak kunang kunang di kepala ya galang menghabiskan waktu untuk tidur dan tidur di dalam bis, tadi itu perjalan yang melelahkan dan sekarang sepertinya ia haru ke warung terdekat untuk sekedar membeli minum.

"apa alamat ini dekat dari sini?" monolognya sendiri sambil meminum air mineral yang ia beli, galang hanya duduk trotoar hanya untuk sekedar meregangkan ototnya. Setelah beberapa saat ia bertanya dan naik turun ojek akhirnya ia bertemu dengan kontrakan yang akan ia sewa sebab pamanyalah yang merekomendasikan tempat tersebut karena murah dan dekat dengan kampus galang.

Sempat ia bertemu pamanya di tempat dekat kampus yang dimana galang akan menempuh pendidikan di tempat tersebut. Untuk di beritahu tempat paman nya membuka warung dimana dan kapan mulai bekerja.

Srettttttt....
Srettttttt....

Galang membuka membuka jaket dan celana panjang kusamnya untuk segera tidur ini terlalu larut untuk tidur, malam yang melelahkan besok ia harus merapikan kosan nya yang terlihat kumuh dan sempit ya...inikaan hanya kosan murah ia tidak ambil pusing untuk itu ia sudah terbiasa dengan hidup sederhana selama ini.

"Des...apa kau tak mau kasih tau galang di mana bapaknya?" Desi hanya diam dan tersenyum terlihat gurat mata yang sudah milai berlipat terlihat ayu dan cantik meski usianya kini sudah memasuki setengah abad. "Rasanya aku belum siap jum...biarkan galang disana mencari jati dirinya dulu lah...lagian untuk apa semua itu?"
Perempuan yang di sebut jum..itu pun hanya memasang muka datar dan sedih atas apa yang di sampaikan oleh desi. Pagi ini desi harus segera ke rumah hasnah untuk menelpon galang ia hampir lupa untuk menelpon nya bahkan ini sudah sore hari.

"Ia bu...galang sudah sampai alhamdulillah..ia..ia galang pasti inget kok bu ia...galang tutup ya bu...waalaikumsallam" pagi pagi sekali ibunya sudah menelpon nya ia sampai lupa jika ibunya butuh kabar jika ia sudah sampai.
Sekarang hari minggu senin besok ia harus ke kampus untuk memulai rutinitasnya sebagai mahasiswa ia begitu gugup apakah semuanya akan lancar.

"Aku gak mau di jodohin pah ... aku udah punya pacar jadi tolong ngertiin aku ... apa papah mau aku menderita! Jangan kaya gini...." ucap gadis itu lugas.

"Hanna kamu turutin kata papa yaa.." ucap lisa lembut.

"Kalian sama saja" ucap hanna pasti. lisa sedih mendengarnya.

"Pacar kamu itu brengsek! Kamu gak bisa kaya gini terus!...kamu itu sudah kelewat batas mengerti tidak?!" Amar begitu murka dengan perilaku yang sudah tidak teratur hidupnya ke club hampir setiap malam pulang dengan keadaan urakan diantar dengan lelaki yang tidak di kenal dan....

"Sekarang mau kemana kamu ... ganti pakaian kamu" Dari nadanya amar memerintah dengan tegas pasalnya untuk kesekian kalinya hanna di beritahu untuk tidak memakai pakaian super duper mini memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan rambut terurai dan semua akan mengakui jika hanna sangat menarik di mata lelaki.

"Aku gak mau ....sudahlah aku mau keluar" ucap hanna acuh. "Hanna kamu besok kan kuliah hari pertama nak..." lisa berkata dan memegang bahu hanna.

"itukan besok mah...aku kan keluarnya sekarang.." menatap lisa malas, "sudahlah..." ucap amar sambil melihat hanna yang sudah di ambang pintu untuk keluar.

Tap.
Tap.
Tap.

Langkah kakinya terus menuntun ke tempat tujuan tepatnya kampus lah tujuan galang ini hari pertama, tak salah jika ia di rekomendasikan kosan yang dekat dengan kampus oleh pamannya menghemat ongkos cukup 10 menit dengan berjalan kaki.

Lihatlah ia hanya memakai outfit baju kaos lusuh di padukan dengan sweater lamanya walaupun begitu wajah tampannya terlihat tidak di ragukan, yaa di kampung sering ia di puji tampan oleh gadis-gadis sekitar saat sma pun tak sedikit yang memujinya dan tak sedikit pula yang mencemoohnya hhh...galang selalu merasa sedih karena ia di cemooh karena lahir tanpa ayah, anak haram, apa ia mempunyai ayah? ibunya selalu menghindar jika ia bertanya soal itu untuk mencoba mengerti dan di paksa mengerti walau waktu itu usianya masih kecil.



💙Enjoy 💙

Semoga suka🖤✊👍🤘🤟💙

HELLOfutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang