#72

140 11 10
                                    

Perjalanan yang melelahkan, tetapi seakan lenyap karena dengan keadaan Darel yang kritis. Sekarang pukul 07:00 pagi waktu Amerika. Galang Galang belum check in sebuah hotel apalagi istirahat. Sedari kedatangan nya. Galang hanya terus menemani Hanna yang terlihat sangat lesu.

Setelah menceritakan semuanya Galang bisa melihat Hanna begitu khawatir. Ya...Hanna menceritakan bagaimana kejadian awal bisa terjadi kecelakaan putra nya itu.

.....

Sore ini rasanya begitu melelahkan, punggung nya sudah seperti lansia sekarang. Kenapa pelanggan hari ini begitu membeludak? Hmmm...tapi syukur semuanya berjalan begitu lancar.

Hanna terlihat belum mengganti pakaian nya ia hanya duduk dengan menaikan semua kakinya pada sofa dan termenung melihat Darel yang sedang bermain di depannya. Terlihat asik dengan mainan barunya.

Melihat kearah lemari dan membukanya Hanna seperti mengabsen seluruh pakaian nya yang tak banyak dan terlihat lusuh. Tak sengaja melihat pakaiana Darel yang hampir semuanya mulai mengecil. Ya ampun apa dia baru menyadarinya? Hhhh....

Karena tak nyaman juga memakai pakaian bekas bekerja Hanna pergi untuk mandi.

Ruangan tengah begitu sepi. Hanna mulai nyaman dengan tubuhnya karena sudah mandi. Melihat sekitar....kemana Darel? Hanna mulai melihat ruangan lainnya. Tidak ada. Hanna langsung keluar dan melihat Darel sedang di hampiri seorang pria tak banyak waktu Hanna langsung menghampirinya dan tentunya menegur pria itu.

"Maaf, ini anak saya, Darel ayoo.."

Beberapa saat sebelum Hanna ingin membawa Darel dalam gendongannya...Hanna di kejutkan dengan tidakan lelaki itu yang tak senonoh...memegang tangan nya, mengancam serta memberi tindakan pelecehan terhadap Hanna.

"Aku tau kamu hanya berdua dengan putra mu di rumah itu" senyum tipis lelaki itu sambil menunjuk arah rumah Hanna. Hanna hanya mendelik dan berusaha tidak shock dengan perlakuan lelaki itu.

"Jadi cepat berikan putra mu atau kamu harus memberikan tubuhmu dulu, bagaimana?" Hanna tak merespon perkataan lelaki itu, hanya menyentak tangan lelaki itu yang menggenggamnya, dan niat hati mau berteriak meminta tolong. Entah apa yang terjadi lelaki itu lebih cepat tindakan nya...langsung memukul pundak Hanna...Hanna masih setengah sadar dan berusaha untuk menggendong sang putra. Ada adegan dimana Hanna sempat tarik menarik dengan lelaki itu.

Hanna mulai menangis...suara permintaan tolong nya sangat lemah karena ia merasakan pundak nya sangat sakit akibat lelaki tadi memukulnya cukup kencang.

Tak sengaja Hanna melihat ranting di dekat kakinya yang tak terlihat begitu rapuh Hanna otomatis menusukan ke leher lelaki itu...saat itu juga Darel menjerit. Bukannya Hanna yang ia tarik lelaki itu malah menarik kerah baju Darel. Dan oleh sebab itu Hanna yang sedikit pusing karena pukulan tadi tak sengaja melepas Darel dari gendongan nya Hanna bisa melihat kepala putranya terbentur sisi trotoar aspal. Hanna shock dan lelaki itu sempoyongan kesakitan ingin menghampiri Hanna tetapi Hanna dengan sekuat tenaga mendorong nya lebih jauh kedepan, lelaki itu terdorong hampir berada di tengah jalan dan terlihat dari arah lain mobil besar datang dengan cukup kencang yang langsung menabrak lelaki itu.

Hanna hanya diam menangis tanpa suara di pangkuannya, Darel terlihat terbujur kaku dengan darah di belakang kepalanya.

Masuk kerumah dengan Darel di pangkuannya. Sisa tenaganya sudah hampir habis, sungguh ia sangat pusing sekarang...tangis nya tak terbendung lagi. Ia harus membawa putranya kerumah sakit. Sambil sedikit mengurut pelipisnya ia berniat menelpon taksi ia harus segera membawa Darel.

Tak lama terdengar suara-suara gaduh di luar sana. Hanna mengintip di jendela ada apa?

Banyak sekali orang. Polisi? Hanna mulai memikirkan yang tidak-tidak.

Ia tidak peduli ia harus segera membawa Darel. Sebentar lagi taksi datang. Dengan kegelisahan yang tiada henti Hanna mulai melihat taksi berhenti disana...di banyak kerumunan...dengan sigap Hanna membawa Darel.

"Itu dia! Itu dia yang menyebabkan ayah saya meninggal!!!"

"Perempuan brengsek! Kamu harus tanggung jawabbb!!"

Hanna kaget bukan main dengan Darel di gendongan nya, Darah sudah kemana-mana di bajunya. Ia sudah ingin pergi dari sini untuk membawa Darel!

"Maaf nona, sepertinya anda harus kami tahan dulu" seseorang berseragam menghampiri Hanna dan Darel.

"Tidak, tidak saya harus segera membawa anak saya kerumah sakittt....!!!" Sambil meninggikan suara nya Hanna hampir pingsan.

Terlihat supir taksi yang Hanna pesan turun dari mobilnya dan menghampiri Hanna.

"Maaf pak, saya supir taksi yang nona ini pesan. Katanya anak ini.." tunjuk supir taksi pada Darel, karena ia yakin Hanna memesannya karena keadaan darurat yang ia yakini pasti anak itu yang mengalami nya...ia bisa melihat begitu banyak darah di bajunya.

"Mengalami sebuah kecelakaan...maka dari itu harus kita bawa segera kerumah sakit, dan sepertinya nona ini juga sedang butuh pertolongan...bagaimana jika kita bawa dahulu mereka berdua kerumah sakit bagaimana?"

Hanna sudah tidak tahan, dan berjongkok. Ia hanya ingin membawa Darel kerumah sakit.

......

"Sudah lebih baik istirahat...hmmm?" Hanna mengangguk mengerti. Dirinya sangat lelah karena terus menangis. Hanna juga akan dirawat inap selama dua hari demi kesehatannya. Hanna terlihat seperti orang mati. Selalu ingin berada di depan ruangan Darel untuk menunggunya. Tetapi setelah Galang terus bicara dan membujuknya akhirnya Hanna mau dan mengikuti perkataan Galang yang membuat nya lega.

Sungguh infusan ini sangat menganggunya! Ia tidak betah disini. Sebenarnya yang Hanna inginkan hanya menangis. Bagaimana keadaan Darel. Terakhir kali informasi yang ia dapat Darel kritis...ya ampun semoga putranya baik-baik saja.






❤💕





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HELLOfutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang