#3

233 15 2
                                    

"pergi lo..."
"Lo budeg hahh...!"

Sedikit membulatkan matanya, lalu galang tersenyum, ya tuhan gadis itu menolak ajakannya, berarti uang selembar butut dua puluh ribuannya itu masih aman, sungguh sangat lega hatinya. Shhh.. bukan nya ia tidak mau berbagi, tetapi keadaan tidak memungkinkan saat ini. Lain kali jika ia punya rezeki lebih akan sering-seringlah ia memberi pada yang membutuhkan.

"Iya..iya mbak sa-saya pergi" tanpa babibu galang langsung pergi ke kelas nya, lagipula kelas nya sebentar lagi akan mulai.

   
Hanna menatap pohon yang terlihat sangat rimbun dengan posisinya yang sekarang, hanna berjongkok "apa aku terima perjodohan itu..." hanna tampak berfikir air matanya pun yang berbekas belum ia hapus. "papah begitu egois...kenapa tidak dari dulu saja pergi dengan perempuan gila itu!" Kesal hanna mengingat watak papahnya, hanna begini karena amar kan? Kenapa amar tak menyadarinya. Sekali lagi amar memang tak memahami letak kesalahannya.hanna kecewa.

Hanya helaan nafas kasar sekarang. Hanna fikir tak apalah tak masuk kelas kali ini, ia merasa kepalanya berdenyut, setelah malam mabuk, pagi ini hanna menangis.lengkap sudah.
 
"Bu..es teh manis satu" huh...kepalanya benar-benar pusing sekarang. Dengan menelengkupkan wajah di atas meja sepertinya ia ingin tidur, apa ia harus pulang sekarang, tidak! Pasti mamahnya menceramahinya panjang lebar, ya....memang tak seperti amar selalu memakai urat jika sedang menceramahinya, lisa terlalu lembut dan baik hati. Sungguh hanna kadang tak tega melihat lisa yang sok tegar itu, kadang ia sudah tak tahan dengan perilaku amar yang seringkali membentak lisa di depan matanya.

Flasback on

"Kamu harus mengerti aku sudah nggak cinta sama kamu...kamu jangan seenaknya mengatur hidup saya...dia itu perempuan yang saya cintai lisa....pernikahan ini hanya perjodohan orang tua kita....hhh...lagi pula ayah sudah tidak ada, ini semua sudah berakhir" amar berkata begitu angkuh.

"Aku cinta sama kamu mas...hiks" tangis lisa pecah "tolong kamu ngertiin aku mas...hiks.." mata lisa nanar memandang wajah suaminya itu.
"Maaf...sampai saat ini saya belum mencintai kamu...aku mempertahan kan semuanya hanya karna hanna....dan cukup untuk semua omong kosongmu tentang cinta itu" tegas amar berkata, membuat hati lisa mencelos untuk perkataan amar kesekian kalinya. Lisa hanya bisa bertahan.hanya menangis dan menangis.
 
tanpa ada seseorang yang menjadi penenangnya, ia hanya hidup sendiri, orang tua yang ia sayang dan kasihi sudah tiada sejak tiga tahun lalu, di susul satu bulan lalu, ayah amar meninggalkan dunia ini sedangkan ibu amar tiada saat amar masih kecil, sungguh ia butuh tumpuan untuk beban hidupnya saat ini, dulu....dulu ayah amar selalu membelanya saat amar berkata kasar pada lisa tapi kini.....entahlah, sejak kepergian orang tuanya itu juga amar semakin menunjukan sifat aslinya, ya...amar tidak mencintainya bukan. Wajar amar melakukan  itu semua.

"Hikss..." terdengar di pojok luar hanna mendengar percakapan amar dan lisa, ia sudah cukup mengerti di umurnya yang memasuki lima belas tahun, sejak saat itu tak sering hanna selalu mendengar amar berbicara seperti itu pada lisa, sampai saat ini.sudah terbiasa. Ia kesal dengan lisa yang hanya menuruti kemauan amar yang selalu menyakitinya.
Sampai di suatu hari, hanna sedang berjalan santai di mall sepulang sekolah melihat amar dengan perempuan itu. Terlihat sangat mesra dan bahagia, ia hanya memandang dengan datar tetapi sakit di hati.
Amar tak pernah seperti itu lagi, maksudnya keluarganya tak seharmonis dulu, keharmonisan dulu di buat amar mungkin semata mata di tunjukan hanya untuk kakek dan orang tua mamahnya pikir hanna.

Flasback off

Tepukan pelan di bahu hanna, membuat hanna langsung menegakan kepalanya dan menunjukan wajah kaget. Ahhh ternyata es teh nya sudah di depan mata.

"Mbak...mbak gapapa?" Galang dengan senyum ramahnya. "Boleh duduk di sini?" Tanya galang beruntun, galang di kantin sekarang pasalnya dosen yang mengajar tidak hadir, dan kaki galang menuntunya tanpa arah, kantinlah yang ia datangi june? Sengaja ia meninggalkan june yang minta di antar ke WC seperti perempuan saja minta di antar.

HELLOfutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang