"Papa mau minggu ini kamu gugurkan kandungan itu, secepatnya" hanna bergeming tak merespon apapun. Lisa terlihat menahan air matanya, rasanya ia sia-sia sebagai ibu tidak bisa membuat keadaan lebih baik, janin itu masih suci tak mempunyai kesalahan apapun. Ia jadi teringat hanna dulu, saat hanna hadir di dalam rahimnya sungguh amar tak menginginkanya. Mungkin jika tidak ada ayah, hanna tidak akan hadir, tetapi hanna tumbuh dengan baik sekarang, rasa syukur itu pasti selalu ada.
"Dan laki-laki itu...kamu jangan temui dia lagi...papa gak suka...justin bisa membuat kamu lebih bahagia...sudahlah ini terlalu larut untuk tidur" perintah itu terdengar enteng, amar tak meninggikan suaranya sama sekali.
Laki-laki itu? Apa yang di maksud galang? Mama menceritakannya? Hanna terus bertanya dalam hati. Kepalanya terus menunduk.
~
Beberapa jam setelah kepulangan amar, lisa menceritakan sebagaimana siang tadi galang hadir kerumahnya, tak sekedar menceritakan lisa juga mengutarakan pendapatnya yang sudah ia pikirkan matang-matang, sebenarnya lisa takut akan kemarahan amar, amar tidak marah tetapi cara berbicanya yang selalu menusuk hati membuat lisa ciut di buatnya.
Jam menunjukan pukul 20:00 lisa terus mondar mandir di depan pintu kamar mandi, tadinya ia dan amar sudah sama-sama berbaring di atas ranjang, lisa memejamkan matanya tetapi pikirannya terus berkecamuk, terlihat amar bangun dari tidurnya dan memasuki kamar mandi, ia ingin mengatakan kedatangan lelaki yang telah menghamili hanna. Ia harus menceritakannya bukan? Ini hasil keputusannya siang tadi, lisa terus saja memikirkan keputusannya ini, apa amar akan setuju?
"Mas...aku mau ngomong sesuatu" amar hanya menatap lisa, seolah berkata apa.
"Gini...tadi siang hanna membawa....membawa lelaki yang menghamilinya, lelaki itu ingin bertanggung jawab atas kehamilan hanna" amar mengambil langkah mendekati hanna, hanna gugup dibuatnya."Perjodohan ini tetap akan di laksanakan, sebelum kehamilan hanna terlihat, sebaiknya cepat di gugurkan, ini sudah kesepakan antar kedua belah pihak......" amar terlihat memandang wajah lisa walaupun lisa terlihat sedikit menunduk "apa yang kamu pikirkan tentang lelaki itu?" Lisa langsung mengangkat kepalanya, mata hitamnya mengunci pandangan pada amar, apa ini saat yang tepat mengutarakan pendapatnya?
"Mas...aku mau perjodohan hanna di batalkan, dan lelaki itu....lelaki itu galang namanya.....ia ingin bertanggung jawab pada hanna" amar tak mengalihkan atensi matanya pada lisa. Tak lama amar mendengus kasar...
"Kenapa kamu tidak mau perjodohan itu terjadi?karena arlan? Kamu tidak mau bertemu dengan masa lalu kamu itu? Hah...Asal kamu tau arlan itu sudah mati...lelaki yang katanya cinta mati sama kamu itu mati" menggeleng, hanna terkejut di buatnya, arlan? Arlan? Tidak mungkin, justin tidak mengatakan apapun tentang arlan, arlan memang lelaki yang selalu menjaganya dahulu, menjaganya dalam keadaan duka, arlan yang selalu mencintainya, memang salah ia telah membuat luka di hati arlan karena hatinya berkata lain lisa tidak mencintai arlan, arlan bagian dari hidupnya, sebelum ia di jodohkan dengan amar. Tetapi dengan bodohnya ia jatuh cinta pada amar, pertama kali melihat senyuman itu....., ahhh sudahlah perannya hanya sebagai pengganggu disini. Tidak lebih.
"...justin bisa membahagiakan hanna, dia punya segalanya bukan? Terlihat dia langsung menyukai hanna hanya dengan kiriman foto, hanna beruntung, lelaki itu bisa mencintainya, hanna hanya belum terlalu dewasa...seiring berjalannya waktu pasti hanna mencintai justin. Hanya menunggu waktu, itu mudah saja" amar berbicara tanpa beban.
"Mas...apa tidak terlalu menekan hanna, kandunganya harus di gugurkan dan perjodohan itu....sedangkan hanna.....hanna bilang dia mencintai lelaki itu" memang saat lisa akan melewati ruang tamu dan menemui justin, karena justin menghubungi lisa sebelumnya, ia mendengar hanna berkata demikian dengan lantang di hadapan justin, saat itu pula lisa kembali lagi ke kamarnya yang tersekat dengan ruang tamu. Saat itu pula lisa yakin membuat perjodohan itu batal.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLOfuture
RomanceJangankan untuk mengalihkan dunia mengalihkan dirimu saja ku tak bisa. Sinarnya selalu padam saat kau tak melihatku dan teriknya membuatku ingin menyerah. Tetapi saat musim hujan datang apa kau sudi berteduh di hatiku. Oh .... cinta bahkan sebelumny...